|
Gedung Sate Bandung |
Setelah ketemu dengan
Bang Ibrahim kami kemudian diajak jalan-jalan menuju ke Gedung Sate
Bandung. Kok ke Gedung Sate ?? bukannya ke Tebing Keraton ??. “Sorry,
temen-temen aku dari Jakarta tidak jadi kesana pagi ini dikarenakan
langsung membesuk saudaranya yang kebetulan sedang melahirkan” kata
Bang Ibrahim. “owalah gitu to ?? ya sudah kami sih ngikut saja
bang” kata kami.
Dinamakan Gedung Sate
dikarenakan pada bagian atap gedung utama terdapat hiasan yang
menyerupai tusuk sate. Gedung peninggalan Belanda ini dibangun pada
tahun 1920 dan sekarang dijadikan sebagai Kantor Gubernur Jawa Barat.
Ketika sampai disana suasana sudah cukup ramai oleh aktifitas warga
yang sedang berolahraga terutama di lapangan Gasibu.
Kami kemudian
menyempatkan diri mengabadikan gedung yang merupakan salah satu
landmark Bandung tersebut. Saat sedang asyik berfoto-foto kami
tiba-tiba di datangi oleh petugas yang kebetulan sedang berjaga.
Kirain kami ditegur tapi eh ternyata kami malah disuruh masuk kedalam
kawasan taman gedung Sate. “Iya pak ?? nanti saja, hatur nuhun”
jawabku.
|
Bro Manowar with Bang Ibrahim |
|
Me and bro Manowar |
|
Awas salah fokus hehehehhehe |
Puas berfoto-foto kami
lalu kembali lagi menuju tempat parkir kendaraaan. “Sarapan dulu
yuk ? Mau makan apa ? Roti bakar atau Kupat tahu ?” tanya bang
Ibrahim. “Kupat tahu saja bang soalnya kalo roti bakar mah sudah
banyak yang jualan disana (Pandaan) hehehhehehe“. Jawab kami
berdua. “Oke...siaaaap” jawab bang Ibrahim.
Si kuda besi kemudian
kami arahkan ke salah satu sudut perkampungan yang tidak jauh dari
Gedung Sate. Warungnya bernama : Kupat Tahu Gempol (koordinat : -6.903016220, 107.615558) yang berada di
Jln. Gempol Kulon No. 53 Bandung. Selain kupat tahu yang jempol kita
juga bisa mencicipi lontong kari sapi atau ayam. Masalah harga ??
standartlah dan sebanding deh sama rasanya.
|
Kupat Tahu Gempol Yang Jempol |
|
Satu porsi Kupat Tahu |
Meskipun warungnya
sederhana tapi pengunjungnya beraneka ragam. Dari kalangan pekerja,
ibu rumah tangga, orang kantoran, anak kuliahan bahkan artis ibukota.
Pas kami makan kesini ada penyanyi Rio Febrian yang kebetulan juga
sedang menyantap lezatnya kupat tahu Gempol. Aku dan bro Manowar
kemudian memesan kupat tahu sedangkan bang Ibrahim memesan lontong
kari ayam.
Sesudah sarapan kami
diajak ke destinasi lainnya yaitu Tugu Titik Nol Bandung. Lokasi ini
pasti sudah tidak asing lagi terutama bagi penggemar sinetron “Preman
Pensiun” karena disini sering dijadikan sebagai lokasi syuting.
Sedangkan buat kami seorang Bikers berfoto bersama si kuda besi
memiliki nilai kepuasaan tersendiri.
|
Goes 2 Titik Nol |
Tapi karena lokasi Tugu
Titik Nol Bandung berada diatas trotoar jalan maka kami harus meminta
ijin dulu kepada petugas kantor Dinas Bina Marga untuk berfoto-foto
disana. Setelah dapat ijin kami langsung bernarsis ria bersama kuda
besi masing-masing. Selain kami banyak juga para traveler yang
berfoto disini.
Puas berfoto-foto disini
kami kemudian beranjak menuju ke destinasi sejarah lainnya yaitu
Gedung Merdeka atau lebih dikenal dengan Gedung Asia Afrika. Beberapa
hari yang lalu atau tepatnya pada Tgl. 24 April 2015 disini baru saja
dihelat acara Napak Tilas Konferensi Asia Afrika 1955 (Peringatan 60
tahun KAA 1955) yang dihadiri oleh 106 perwakilan dari negara sahabat
dan 19 perwakilan dari organisasi internasional. Bahkan sisa-sisa
perhelatan tersebut masih bisa kita lihat dan rasakan euforianya.
|
Titik No Bandung |
|
Sejarah Titik Nol |
Disamping Gedung Merdeka
terdapat Gedung bersejarah lainnya buat Kota Bandung yaitu Gedung
PLN. Menurut bang Ibrahim di dalam gedung tersebut terdapat sumber
mata air
(sumur Bandung) yang konon merupakan sumber mata air
pertama. Meskipun telah berusia ratusan tahun tapi kondisi sumur
Bandung masih terawat dan airnya pun masih tetap jernih serta tidak
pernah kering.
Konon sumber mata air itu
berasal dari bekas tancapan tongkat milik Bupati saat itu yaitu :
Raden Adipati Wiranata Kusumah II pada sekitar tahun 1811. Sumur itu
terletak tidak jauh dari Sungai Cikapundung yang membelah Kota
Bandung. Konon air dari sumur Bandung memiliki keistimewaan. Tapi
semuanya kembali kepada diri kita masing-masing untuk percaya atau
tidak.
|
Gedung PLN Bandung (Courtesy : wikimapia.org) |
|
@Jln. Asia Afrika |
Karena waktu sangat mepet kami kemudian melanjutkan ke destinasi utama yaitu mengunjungi pabrik Kopi Aroma Bandung. Untuk ulasan lengkapnya
bisa baca disini.
Tidak terasa kalo waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11.05 WIB. Saatnya mencari masjid dulu buat menunaikan ibadah sholat Jumat. Bang Ibrahim kemudian mengajak kami ke Masjid Agung Al-Ukhuwwah. Mumpung disini sekalian aja deh buat mandi dulu biar badan kembali segar. Maklum bau badan ini sudah amburadul karena bercampur oleh bau asap kopi hehehhehehe.
Sesudah sholat jumat kami berunding sebentar tentang kemana arah tujuan berikutnya. Karena tak kunjung mendapat kabar balasan dari temen-temen bikers Bang Ibrahim yang berasal dari Jakarta tadi maka kami memutuskan untuk langsung cabut ke Ciwidey saja. Bang Ibrahim kemudian mengantar sampai ke daerah Kopo tapi sebelumnya dia mengajak kami kuliner lagi.
Asyiiik..kali ini kami diajak makan Batagor Bandung langsung dari pelopornya yaitu Batagor H. Isan
(koordinat : -6.928775220, 107.599392) yang berlokasi di Jln. Bojongloa No. 38 A Bandung. Ternyata begini to penampakan aslinya batagor bandung ?? beda banget ya dengan yang biasa aku makan di Pandaan hehehhehehe. Rasanya pun cukup bikin kenyang dan menggugah selera. Wah tau juga bang Ibrahim kuliner Bandung yang ajeep-ajeeep eh ternyata dia salah satu admin
Komunitas Kuliner Bandung to ?? pantes hehehhehehe.
|
With bang Ibrahim |
|
Satu porsi Batagor Bandung |
Setelah makan siang kami akhirnya beranjak pergi dan Bang Ibrahim lalu mengantar kami hanya sampai di daerah Kopo saja. Kami lalu berpamitan dan tak lupa mengucapkan hatur nuhun karena telah diantar jalan-jalan dan mencicipi kuliner khas Bandung yang pastinya ajeep - ajeeep. Selanjutnya kami tinggal ikuti petunjuk jalan saja untuk menuju ke Ciwidey.
Previous : Kopi Trips Bandung 2015 Part. 2 - Bandung Kami Datang Eueyy
No comments:
Post a Comment