|
Narsis bersama Om Widya |
Rencana awalnya sih kami
hanya pengen membeli beberapa bungkus kopi saja buat buah tangan dan
titipan teman tapi ternyata Bang Ibrahim menawarkan sesuatu yang
tidak bisa kami tolak yaitu masuk ke dalam untuk melihat proses
roasting kopi aroma dari dekat dan sekaligus berbincang-bincang
dengan sang pemilik.
Tapi sebelumnya kami
menanyakan dulu apakah Om Widya Pratama (nama pemilik kopi aroma) mau
menemui kami dan ternyata oke pemirsa. Setelah menunggu sekitar 15
menit Om Widya lalu keluar menemui kami dan mempersilahkan untuk masuk
kedalam. Kebetulan didalam sedang ada proses roasting kopi. Wah, pas banget deh...mantap.
Kami lalu meminta ijin
untuk mengambil beberapa foto dan sekaligus menanyakan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kopi Aroma. Kopi Aroma merupakan kopi
legendaris Bandung yang berdiri sejak tahun 1930 dan didirikan oleh
Tan Houw Sian yang notabene merupakan ayah dari Om Widya itu sendiri.
Produksi kopi ini sempat macet dan hampir mengalami kebangkrutan
antara tahun 1966 – 1970.
Berbekal ilmu tentang
kopi yang dia dapatkan di Singapura beliau berusaha untuk
menghidupkan kembali perusahaan kopi ini. Om Widya merupakan generasi
kedua dari pemilik perusahaan kopi Aroma ini. Selain berkecimpung
dalam dunia kopi Om Widya (63 tahun) juga merupakan seorang dosen Fak. Ekonomi di Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung. Kopi Aroma berlokasi di Jln. Banceuy No. 51 Bandung .
Lokasinya hanya beberapa ratus meter saja dari Pasar Baru Trade Center (PBTC) (koordinat : -6.917463, 107.606462).
Ada 2 jenis Kopi yang
diolah disini yaitu Arabica dan Robusta. Yang bikin kita bangga adalah semuanya berasal dari
Indonesia seperti : Flores (Bajawa & Manggarai), Sumatera
(Lampung, Bengkulu, Medan, Aceh), Papua, Jawa Timur (Java
Jampit), Jawa Barat (Ciwidey & Pangalengan), Sulawesi (Kalosi
Toraja), Jawa Tengah (Temanggung & Wonosobo).
Proses pengolahannya
dilakukan secara tradisional banget. Sebelum dimasukkan ke dalam karung, biji - biji
kopi tersebut dijemur dulu di atas sinar matahari baru dimasukkan ke dalam
karung goni selama : 5 tahun untuk Robusta dan 8 tahun untuk Arabica
supaya tingkat keasaman kopi berkurang dan rasanya menjadi nikmat dan sehat. Cara termudah untuk melihat bahwa kopi tersebut sudah lama disimpan adalah volumenya yang makin menyusut karena kadar airnya yang berkurang.
Proses roastingnya
pun dilakukan secara manual dan harus menggunakan kayu pohon
karet supaya proses pembakarannya bisa sempurna dan merata. FYI : kayu karet yang dipakai merupakan limbah dari perkebunan karet sehingga tidak mengganggu ekosistem alam.
Pada setiap proses
roasting biasanya Om Widya sendiri yang menanganinya dan jika dia
berhalangan maka akan digantikan oleh salah satu anaknya. Setelah di roasting
biji kopi tersebut akan dikeringkan menggunakan blower dan setelah
dingin akan di ayak kemudian digiling menjadi bubuk kopi yang siap dijual. Om Widya memang sengaja menggunakan cara tradisional
dengan alasan supaya rasa dan kualitas kopi tidak berubah.
Mesin roasting yang digunakannya masih tergolong jadul yaitu merek Probat buatan Jerman pada tahun 1930 dengan kapasitas 60 dan 90 Kg. Meskipun jadul ?? jarang banget ada kerusakan yang
berarti. Paling hanya mengganti v-beltnya saja. Dan jika ada
pemadaman PLN Om Widya sudah menyiapkan sebuah genset yang jadul pula
sebagai sumber tenaga cadangan hehehhehehe.
Dalam menjalankan usahanya beliau dibantu oleh keluarganya terutama sang putri bungsu. Kopi Aroma buka setiap
hari kecuali hari Minggu serta Tanggal Merah dari pukul 08.00 – 16.00
WIB. Meskipun ada banyak jenis
dan macam kopi tapi Om Widya hanya mengolah jenis kopi yang sudah
siap saja sehingga jangan harap kita bisa mendapatkan/membeli jenis
kopi yang kita inginkan.
Harga kopi Aroma cukup
murah. U/ kopi Arabica/Mocca Arabica kemasan 500 gr hanya dihargai sebesar Rp.
35.000,- sedangkan kopi Robusta kemasan 500 gr dihargai Rp. 30.000,-.
Maksimal pembelian hanya 5 Kg per orang. Beliau juga mengatakan kalo
tidak membuka cabang di tempat lain sehingga jika kita pengen membeli
kopi ini maka harus langsung datang kesini. Jadi jangan kaget kalo antriannya panjang banget hehehehhehe.
|
Kopi langsung dikemas dan langsung dijual |
|
Awas salah fokus lagi bray hehehhehehe |
|
Mirip antri sembako saja hehehehhehe |
Cara menyeduh kopi aroma
yang dianjurkan oleh om Widya adalah airnya harus benar – benar
mendidih dengan suhu sekitar 100 ยบC.
Kopi Arabica cocok diminum oleh penderita darah tinggi serta penyakit
jantung karena memiliki kadar kafein yang rendah. Sedangkan kopi
Robusta cocok diminum untuk penderita diabetes. Untuk menjaga cita rasa kopi dianjurkan agar kita membeli dalam bentuk biji kopi dan baru digiling ketika akan diseduh. Selain itu setelah dibeli, langsung pindahkan kopi tersebut dalam toples kaca karena musuh utama kopi adalah angin.
Cukup seru juga ngobrol
dengan beliau karena orangnya sangat ramah, rendah hati dan sangat welcome. Banyak pelajaran berharga yang kami dapat dari sosok
entrepreneur sejati seperti Om Widya ini. Sesi kunjungan ini kemudian
kami akhiri dengan berfoto bersama. Hatur nuhun Om Insya allah kalo
ke Bandung lagi kami pasti akan mampir kesini dan merasakan kembali
mantapnya kopi Aroma. Salam keluyurers...........
|
Monggo disruput dulur............... |
No comments:
Post a Comment