Kopi Trips Bandung 2015 : Niatnya Beli Kopi Tapi Malah Dapat Bonus Bertemu Dengan Sang Pemilik

Narsis bersama Om Widya

Rencana awalnya sih kami hanya pengen membeli beberapa bungkus kopi saja buat buah tangan dan titipan teman tapi ternyata Bang Ibrahim menawarkan sesuatu yang tidak bisa kami tolak yaitu masuk ke dalam untuk melihat proses roasting kopi aroma dari dekat dan sekaligus berbincang-bincang dengan sang pemilik.

Tapi sebelumnya kami menanyakan dulu apakah Om Widya Pratama (nama pemilik kopi aroma) mau menemui kami dan ternyata oke pemirsa. Setelah menunggu sekitar 15 menit Om Widya lalu keluar menemui kami dan mempersilahkan untuk masuk kedalam. Kebetulan didalam sedang ada proses roasting kopi. Wah, pas banget deh...mantap.

Kesan pertama kami ketika masuk kesini adalah seperti masuk ke sebuah museum kopi kuno karena mesin dan peralatannya jadul banget. Bahkan bangunannya pun masih dipertahankan sampai sekarang dengan gaya arsitektur Pecinan - Belanda. Disalah satu sudut dinding tergantung 3 buah sepeda kuno yang merupakan peninggalan sang ayah dan kondisinyapun masih terawat.


Tulisan peninggalan jaman doeloe

Menunggu sang pemilik

Sepeda tua peninggalan sang bapak

Ruang produksi kopi aroma

Om Widya

Kami lalu meminta ijin untuk mengambil beberapa foto dan sekaligus menanyakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kopi Aroma. Kopi Aroma merupakan kopi legendaris Bandung yang berdiri sejak tahun 1930 dan didirikan oleh Tan Houw Sian yang notabene merupakan ayah dari Om Widya itu sendiri. Produksi kopi ini sempat macet dan hampir mengalami kebangkrutan antara tahun 1966 – 1970.

Berbekal ilmu tentang kopi yang dia dapatkan di Singapura beliau berusaha untuk menghidupkan kembali perusahaan kopi ini. Om Widya merupakan generasi kedua dari pemilik perusahaan kopi Aroma ini. Selain berkecimpung dalam dunia kopi Om Widya (63 tahun) juga merupakan seorang dosen Fak. Ekonomi di Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung. Kopi Aroma berlokasi di Jln. Banceuy No. 51 Bandung . Lokasinya hanya beberapa ratus meter saja dari Pasar Baru Trade Center (PBTC) (koordinat : -6.917463, 107.606462).

Ada 2 jenis Kopi yang diolah disini yaitu Arabica dan Robusta. Yang bikin kita bangga adalah semuanya berasal dari Indonesia seperti : Flores (Bajawa & Manggarai), Sumatera (Lampung, Bengkulu, Medan, Aceh), Papua, Jawa Timur (Java Jampit), Jawa Barat (Ciwidey & Pangalengan), Sulawesi (Kalosi Toraja), Jawa Tengah (Temanggung & Wonosobo).


Proses penjemuran secara alami menggunakan sinar matahari

Konsisten menggunakan kayu karet 

Biji - biji kopi yang disimpan tahunan dalam gudang

Biji - biji kopi yang siap diroasting

Proses pengolahannya dilakukan secara tradisional banget. Sebelum dimasukkan ke dalam karung, biji - biji kopi tersebut dijemur dulu di atas sinar matahari baru dimasukkan ke dalam karung goni selama : 5 tahun untuk Robusta dan 8 tahun untuk Arabica supaya tingkat keasaman kopi berkurang dan rasanya menjadi nikmat dan sehat. Cara termudah untuk melihat bahwa kopi tersebut sudah lama disimpan adalah volumenya yang makin menyusut karena kadar airnya yang berkurang.

Proses roastingnya pun dilakukan secara manual dan harus menggunakan kayu pohon karet supaya proses pembakarannya bisa sempurna dan merata. FYI : kayu karet yang dipakai merupakan limbah dari perkebunan karet sehingga tidak mengganggu ekosistem alam.

Pada setiap proses roasting biasanya Om Widya sendiri yang menanganinya dan jika dia berhalangan maka akan digantikan oleh salah satu anaknya. Setelah di roasting biji kopi tersebut akan dikeringkan menggunakan blower dan setelah dingin akan di ayak kemudian digiling menjadi bubuk kopi yang siap dijual. Om Widya memang sengaja menggunakan cara tradisional dengan alasan supaya rasa dan kualitas kopi tidak berubah.


Mesin roasting "Probat" yang langsung diimpor dari Jerman
 
Narsis doeloe

Pengecekan biji kopi ketika roasting





Proses roasting hampir selesai







Biji-biji kopi yang siap di jual dalam bentu bubuk atau biji

Proses penggilingan

Mesin roasting yang digunakannya masih tergolong jadul yaitu merek Probat buatan Jerman pada tahun 1930 dengan kapasitas 60 dan 90 Kg. Meskipun jadul ?? jarang banget ada kerusakan yang berarti. Paling hanya mengganti v-beltnya saja. Dan jika ada pemadaman PLN Om Widya sudah menyiapkan sebuah genset yang jadul pula sebagai sumber tenaga cadangan hehehhehehe.

Dalam menjalankan usahanya beliau dibantu oleh keluarganya terutama sang putri bungsu. Kopi Aroma buka setiap hari kecuali hari Minggu serta Tanggal Merah dari pukul 08.00 – 16.00 WIB. Meskipun ada banyak jenis dan macam kopi tapi Om Widya hanya mengolah jenis kopi yang sudah siap saja sehingga jangan harap kita bisa mendapatkan/membeli jenis kopi yang kita inginkan. 

Harga kopi Aroma cukup murah. U/ kopi Arabica/Mocca Arabica kemasan 500 gr hanya dihargai sebesar Rp. 35.000,- sedangkan kopi Robusta kemasan 500 gr dihargai Rp. 30.000,-. Maksimal pembelian hanya 5 Kg per orang. Beliau juga mengatakan kalo tidak membuka cabang di tempat lain sehingga jika kita pengen membeli kopi ini maka harus langsung datang kesini. Jadi jangan kaget kalo antriannya panjang banget hehehehhehe.


Kopi langsung dikemas dan langsung dijual



Awas salah fokus lagi bray hehehhehehe

Mirip antri sembako saja hehehehhehe

Cara menyeduh kopi aroma yang dianjurkan oleh om Widya adalah airnya harus benar – benar mendidih dengan suhu sekitar 100 ยบC. Kopi Arabica cocok diminum oleh penderita darah tinggi serta penyakit jantung karena memiliki kadar kafein yang rendah. Sedangkan kopi Robusta cocok diminum untuk penderita diabetes. Untuk menjaga cita rasa kopi dianjurkan agar kita membeli dalam bentuk biji kopi dan baru digiling ketika akan diseduh. Selain itu setelah dibeli, langsung pindahkan kopi tersebut dalam toples kaca karena musuh utama kopi adalah angin.

Cukup seru juga ngobrol dengan beliau karena orangnya sangat ramah, rendah hati dan sangat welcome. Banyak pelajaran berharga yang kami dapat dari sosok entrepreneur sejati seperti Om Widya ini. Sesi kunjungan ini kemudian kami akhiri dengan berfoto bersama. Hatur nuhun Om Insya allah kalo ke Bandung lagi kami pasti akan mampir kesini dan merasakan kembali mantapnya kopi Aroma. Salam keluyurers...........


Monggo disruput dulur...............


No comments:

Post a Comment