Nge-gas Tipis Ke Bali 2015 Part. 8 (Terakhir) : Pulang Via Piket Nol Lumajang

Gladak Perak di kawasan Piket Nol Pronojiwo - Lumajang

Sabtu, 02 Januari 2016
Tidak terasa sudah  hampir sepekan lebih aku meninggalkan kampung halamanku. Hari ini saatnya kembali pulang untuk mempersiapkan diri akan sebuah rutinitas. Setelah packing dan bersiap-siap tepat pada pukul 09.00 WIB aku segera berpamitan kepada bro Lifo untuk kembali menuju ke Pandaan. Dari rumah bro Lifo aku menuju ke Jajag dan langsung joss via Selatan.

Jalur selatan memang cukup menguras adrenalin karena kita akan melewati beberapa kelokan tajam di Alas Gumitir dan yang bikin penasaran banget adalah melewati jalur Lumajang -  Malang via Piket nol. Konon jalurnya tak kalah kereng dengan jalur Gumitir. Bahkan  beberapa bikers banyak yang bilang kalo jalurnya jauh lebih mantap.

Jajag - Alas Gumitir aku tempuh dengan waktu sekitar 1,5 jam saja. Kalo anda belum melewati jalur Alas Gumitir pasti kaget melihat orang (penduduk lokal) yang berdiri ditiap-tiap tikungan tajam sebagai pembantu mengarahkan jalan terutama ketika pada malam hari. Jalur Gumitir memang rawan sekali terjadi kecelakaan karena kontur jalan cukup sempit, gelap dan memiliki beberapa tikungan tajam.


@Pertigaan Jajag - Banyuwangi



Jalur Alas Gumitir

Menurut bro Lifo ada jalan tikus untuk menuju ke Lumajang dari Jember. Jadi sesudah Terminal Tawangalun Jember nanti akan ada sebuah pertigaan. Nah pas dipertigaan tersebut belok kiri menuju ke arah Puger. Ikuti saja jalan utama trus sampai ada pertigaan pas dipojokan ada Indomart. Belok kanan menuju ke arah Lumajang atau ke arah kec. Kencong.Selanjutnya cari arah ke Kec. Tempeh atau Kec. Pasirian, jangan ke arah Kota Lumajang karena terlalu jauh kalo lewat sana.

Gapura Selamat Datang Di Jember



@Pombensin Sempolan -Jember

Begitu sampai wilayah Tempeh kita hanya tinggal mengikuti jalan utama saja yaitu jalur Lumajang - Malang. Untuk mempersingkat jarak anda bisa via bypass (koordinat : -8.219347, 113.116102)  lagi ketika memasuki wilayah Kedung Pakis - Pasirian (tidak masuk kota Pasirian). Selanjutnya lempeng mawon alias lurus saja ikuti jalan utama. Pemandangan alam disepanjang jalan cukup indah berlatarkan Gunung Semeru. Tepat pada pukul 14.25 WIB akhirnya sampai juga di Gladak Perak. Owalah ini to ? penampakan Gladak Perak. 

Gladak Perak membantang diatas sungai  Besuk Sat yang memiliki ketinggian sekitar 90-100 meter. Jembatan ini dibangun selama 15 tahun dari tahun 1925-1940 oleh pemerintahan kolonial Belanda. Jembatan ini pernah dihancurkan pada masa perjuangan sekitar tahun 1947 oleh Zeni Pioner lalu pada tahun 1952 dibangun kembali Karena faktor usia dan keamanan maka pada tahun 2001 pemerintah membangun kembatan baru pas disisi jembatan lama. 

Asa nama "Gladak Perak" konon dikarenakan jembatan tersebut dicat dengan warna perak pada setiap rangka jembatannya sehingga saat terkena sinar matahari semakin terlihat perak banget.. Saat pembanguan jembatan ini begitu banyak memakan korban sehingga kesan mistik begitu terasa ketika kita melewatinya. Ditambah jembatan ini dulu pernah digunakan sebagai lokasi pembantaian korban-korban G30S PKI dan petrus (penembakan misterius) yang semakin menambah kesan angker

Kawasan ini kenapa dinamakan "Piket Nol" konon ketika jaman kompeni jalur ini dipakai pemerintah kolonial untuk memeriksa setiap angkutan yang membawa hasil bumi dari wilayah Lumajang ke Malang atau sebaliknya. Jalur ini dipilih karena dapat menghubungkan dua daerah dengan waktu yang cepat. Piket berarti menjaga , nol artinya kosong. Jadi disana dulu ada pos jaga yang sering ditinggal penjaganya, jadi posnya kosong. Penjaganya lagi "m" kali ye hehehehhe.

Sekarang Gladak Perak (jembatan lama) sering dijadikan sebagai salah satu wisata sejarah di wialayah kab. Lumajang. Pada setiap libur atau akhir pekan banyak pengunjung yang datang kesini. Mulai dari sekedar berfoto-foto sampai dengan mengobati rasa penasaran akan kemistisan dan keangkeran jembatan  (gladak) perak ini. Hawa yang sangat sejuk dan memiliki pemandangan yang indah menjadikan lokasi ini sebagai rest area para pemakai jalan ketika melewati jalur Malang - Lumajang.







Selamat datang di Jembatan baru Gladak Perak



Sungai yang dialiri oleh lahar Semeru



Aku berhenti sebentar disana untuk sekedar mengambil beberapa jepretan kamera. Setelah cukup langsung nge-gass lagi menuju ke arah Malang. 20 menit berkendara aku memasuki wilayah Kec. Pronojiwo yang merupakan kec terakhir Kab. Lumajang sebelum masuk ke wilayah Kab. Malang. Di Pronojiwo ada satu air terjun yang cukup eksotik yaitu "Tumpak Sewu". Lokasinya dekat dengan Gua Tetes. kapan-kapan saja aku & si merah maroon melipir kesana.

Pada jam 16.50 WIB aku memasuki wilayah Kec. Bulu Lawang - Malang. Karena belum sholat ashar aku lalu melipir sebentar ke sebuah masjid Jami "At Taqwa" Wandapuro. 30 menit kemudian langsung gass lagi menuju Kota Malang. Ketika melintasi perlintasan KA Blimbing aku nyaris celaka karena ban belakang terperosok ketika melewati rel kereta. Tapi untung saja ada bikers yang berbaik hati membantuku mendorong si merah maroon. Dan 3 jam kemudian akhirnya sampai juga dirumah tercinta, alhamdulilah.........

Pintu masuk menuju ke Gua Tetes & air terjun Tumpak Sewu

@Masjid Wandanpuro - Bululawang

Macet @Flyover Arjosari - Malang

Mampir beli cilok bray @Pandaan


Catatan : 
  • Jarak Jajag - Malang via Lumajang : 263 km
  • Jarak Jajag BWI - Gladak Perak : 177 km
  • Jarak Lumajang - Piket Nol : 16 km
  • Jarak Jajag - Pandaan via Lumajang & Malang : 310 km
  • Panjang Alas Gumitir : 10 km
  • Ketika melewati wilayah Pasirian agar lebih berhati-hati karena banyak truk pengangkut pasir yang berseliweran, rawan longsor dan licin ketika musim hujan tiba.
  • Koordinat lokasi Gladak Perak : -8.181276, 113.019109
  • Total jarak touring kali ini : 1336 km







No comments:

Post a Comment