Beautiful landscape |
Harum semerbak aroma kopi hitam membuatku terbangun. Aku langsung beranjak menuju kamar mandi dan segera bersiap-siap. Pagi ini kami berencana akan nge-gas ke Gunung Kelud. Penasaran banget bagaimana keadaan gunung Kelud pasca erupsi kemaren. Start dari Sanan Kulon - Blitar tepat pada pukul 09.24 WIB kami lalu berangkat via Nglegok (Blitar) dan Ngancar (Kediri). Menurutku lebih dekat daripada kalo kita harus via Kediri terlebih dahulu.
Tapi sebelumnya kami mampir dulu ke alun-alun Blitar atau lebih tepatnya ke warung es Pleret. Kalo untuk urusan yang satu ini tidak boleh terlewatkan ketika berkunjung ke Blitar. Es pleret merupakan salah satu kuliner khas kota Patria (julukan kota Blitar). Komposisinya sekilas mirip dengan es dawet gitu tapi dicampur dengan pleret. Pleret sendiri terbuat dari tepung beras yang berbentuk kotak dengan warna merah dan putih. Harganyapun cukup murah yaitu hanya Rp. 3000,-/per gelas saja.
Binjae...Binjae....monggo dipetik hehehehehhe |
Setelah melepas kerinduaan akan lezatnya es pleret kami lalu melanjutkan perjalanan. Pertama-tama kami mengambil arah menuju ke arah makam Sang Proklamator "Bung Karno" dulu kemudian lurus saja melewati daerah Candi Penataran. Selanjutnya kami tinggal mengikuti jalan utama sembari melihat petunjuk jalan yang ada.
Kontur jalan menuju ke Kelud secara garis besar cukup bagus tapi ada beberapa titik jalan yang rusak parah. Tapi kondisi itu hanya sebentar saja karena begitu masuk ke Desa Sugihwaras wilayah Kec. Ngancar (Kediri) jalan sudah bagus kembali. Saat memasuki Ngancar suhu udara mulai dingin dan cuaca sedikit mendung. Dalam perjalanan kami sering berpapasan dengan rombongan bikers dengan menggunakan motor trail.
Nyruput es pleret @alun-alun Blitar |
Melewati kali lahar |
Kondisi jalan yang rusak...entah kok kesannya dibiarkan saja |
Gapura pintu masuk GK |
Gedung Teater dan Museum GK |
Tarif masuk dan biaya parkir |
Pantas saja ternyata disini sedang ada acara "Adventure Trail Lereng Kelud" dalam rangka memperingati HUT Kab. Kediri yang Ke-1211. Acara sendiri dipusatkan di central parkir gunung Kelud. Setelah membayar tiket sebesar Rp. 10.000,-/orang kami langsung menuju ke lereng merapi. Pemandangan disepanjang jalan keren banget gaes. Beberapa kali kami berhenti ketika menemukan spot yang bagus untuk foto-foto.
Dan yang tidak bolek terlewatkan adalah merasakan sendiri sensasi "Jalan Misteri". Caranya cukup mudah yaitu : hentikan dan matikan kendaraan diarea yang telah ditentukan kemudian rasakan apa yang akan terjadi. Perlahan-lahan kendaraan kita akan bergerak dengan sendirinya seperti ada medan magnit besar yang menarik.
Puas merasakan sensasi jalan misteri kami kemudian lanjut lagi dan berhenti ditempat parkir R2 yang telah disediakan oleh pemda. Selanjutnya kami harus berjalan kaki sekitar 1-1,5 km untuk menuju ke lokasi erupsi Kelud. Tapi kami hanya bisa melihatnya dari kejauhan saja soalnya jalan sudah buntu dan rusak akibat erupsi. Bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi kita bisa menggunakan jasa tukang ojek atau naik shutlle bus sejenis ELF.
Bahkan terowongan yang menghubungkan lereng merapi dengan kawah juga telah rusak dan tertimbun material letusan. Begitupun juga dengan beberapa fasilitas pendukung lainnya seperti : KM, Toilet, Musholla, Kantor Informasi, Gardu Pandang, Tempat Peristirahatan, Toko Cinderamata, Rumah Makan dll. Bahkan beberapa BTS juga ikut tertimbun/rusak oleh material erupsi sehingga sinyal jaringan kadang "SOS".
Saat di lereng Kelud cuaca sangat tidak stabil karena beberapa kali turun hujan, terang terus hujan lagi. Oh iya saat kesini usahakan kita membawa makanan atau minuman sendiri karena disini tidak ada orang yang berjualan. Ada banyak aktifitas yang bisa kita lakukan seperti menyewa teropong, foto langsung jadi atau kemping. Tapi yang bikin miris adalah disini kami melihat tidak ada satupun tempat sampah sehingga dapat dipastikan banyak sampah yang dibuang secara sembarangan.
Karena waktu semakin siang kami kemudian memutuskan turun dan segera menuju ke tempar parkir R2. Selanjutnya kami mencari spot yang enak untuk melihat pemandangan sembari menyruput secangkir kopi panas. Ada banyak pilihan spot yang menawarkan pemandangan bagus disini. Dari mulai restoran, cottages sampai dengan warung sederhana yang banyak terdapat disepanjang jalan dari pintu masuk utama.
Tapi sayang sekali kami hanya bisa mereguk kopi dalam kemasan sachet saja karena mereka (penduduk setempat) tidak menanam kopi. Diwarkop kami lalu ngobrol dengan ibu pemilik warung dan seorang bapak-bapak yang baru kali pertama berkunjung ke Kelud padahal rumahnya hanya berjarak sekitar 2 jam dari sini hehehehhehehe.
Setelah mata ini dimanjakan dengan indahnya pemandangan Kelud pasca erupsi kami lalu cabut dan otw pulang menuju ke Pandaan. Jalur yang kami pilih adalah via Ngantang dan Batu - Malang. Kami kemudian mengambil arah menuju ke Wates lalu Pare. Di Pare kami beristirahat sebentar di Masjid Agung Pare untuk Sholat dan numpang mandi sekalian.
Sesudah sholat ashar atau tepat pada pukul 15.30 WIB kami melanjutkan lagi perjalanan. Ketika sampai di Ngantang hujan tiba-tiba turun dengan derasnya dan terpaksa kami harus menggunakan jas hujan. Tapi ketika memasuki wilayah Pujon hujan sudah lumayan reda dan sampai Batu Malang pada pukul 18.50 WIB.
Kami kemudian melepas jas hujan masing-masing dan langsung menuju ke kost'an bro Edy di Karanglo - Malang. Kami hanya mampir sebentar dikost'an bro Edy Malang dan sesudah itu langsung cabut menuju ke Pandaan. Tepat pada pukul 21.45 WIB akhirnya sampai juga. Saatnya si kuda besi masuk kandang lagi dan siap-siap for the next riding. Salam keluyurers, salam NR..............................
Kami kemudian melepas jas hujan masing-masing dan langsung menuju ke kost'an bro Edy di Karanglo - Malang. Kami hanya mampir sebentar dikost'an bro Edy Malang dan sesudah itu langsung cabut menuju ke Pandaan. Tepat pada pukul 21.45 WIB akhirnya sampai juga. Saatnya si kuda besi masuk kandang lagi dan siap-siap for the next riding. Salam keluyurers, salam NR..............................
@Masjid Agung Pare - Kediri |
Sempat berteduh sebentar..karena tak kunjung reda tapi akhirnya pake jas hujan juga hehhehehehe |
Catatan :
- Biaya Retribusi Desa Penataran : Rp. 2000,-/sepeda
- Tiket masuk Gunung Kelud : Rp. 10.000,-/orang
- Tarif parkir Gunung Kelud : Rp. 2000.-/sepeda
- Batas akhir jam berkunjung pada pukul 16.30 WIB
- Jarak Blitar - Kelud via Nglegok & Ngancar : 49 km atau 1 jam perjalanan
- jarak Kelud - Pandaan via Batu - Malang : 159 km
No comments:
Post a Comment