Perjalanan Menuju Pantai Bowele Part. 2 (End) : Banyu Anjlok..KAMI Datang . . . .

Air Terjun Banyu Anjlok

Hujan deras tiba-tiba datang tak diundang dan membuat kami langsung terjaga. Tapi bukan karena faktor derasnya hujan melainkan karena ada bagian alas tenda yang bocor sehingga air langsung masuk ke dalam. Kami kemudian pindah posisi ke bagian yang lebih aman dan yang tidak terkena air. Ya beginilah nasib kalo pake tenda sewaan karena kita tidak akan pernah tahu bagaimana kondisi tenda yang sesungguhnya meskipun sebelum menyewa tadi sudah kami cek terlebih dahulu. 

Baru sebentar memejamkan mata kami kembali terjaga karena sedikit terganggu oleh suara para pengunjung yang sedang bersenda gurau dibelakang tenda. Pas aku lihat jam tenyata waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB. Waduh kesiangan nih !!. Tapi saat melongok keluar tenda rupanya langit masih gelap karena tertutup mendung. Wah gak bisa liat sunrise deh hehehhehee.


Gpp lah yang penting pagi ini aku bisa merasakan segarnya udara pagi sambil melihat indahnya pemandangan pantai Lenggoksono. Karena perut keroncongan aku kemudian memasak air untuk membuat kopi dan mie instan. Dan tak berapa lama kemudian bro Agung Robot dan cak Pri akhirnya bangun juga dan langsung bergabung dengan aku diperapian sedangkan bro Didik masih molor didalam tenda hehehhehehe.




Lenggoksono pagi ini

Kemping @Lenggoksono

Gotong-royong membawa kapal ke laut

Siap-siap menuju ke Banyu Anjlok

Ada-ada saja ?? nge-camp kok diatas Gazebo to bro hehehhehehe

Pagi ini kami berencana akan mengekplorasi keindahan Banyu Anjlok. Sembari menunggu kopi matang aku berkeliling disekitar pantai sambil mengabadikan beberapa moment. Meskipun waktu masih pagi buta tapi sudah banyak pengunjung yang pada berdatangan ?. Mungkin mereka sengaja berangkat pada malam hari supaya tidak terkena macet (karena akses jalan cukup sempit) dan biar lebih puas ketika mengunjungi pantai Bowele ini.

Tepat pukul 06.45 WIB kami kemudian segera membongkar tenda dan bersiap-siap untuk menuju ke Banyu Anjlok. Supaya tidak ribet maka barang-barang yang tidak diperlukan kami titipkan saja ditempat parkir. Ada 3 cara untuk menuju ke Banyu Anjlok. Pertama : dengan menggunakan perahu, Kedua : dengan menggunakan jasa ojek atau membawa motor kita sendiri dan yang Ketiga : dengan berjalan kaki.

Kalo menggunakan jasa perahu kita akan dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000/orang (pulang-pergi) sedangkan kalo menggunakan jasa ojek akan dikenakan biaya yang samaKalo yang gratis kita bisa kesana dengan mengendarai motor atau berjalan kaki. Tapi harus hati-hati karena menurut mas penjaga parkir tadi kondisi jalannya cukup extrem. Jalan setapak yang sempit dan berada pada sisi tebing yang cukup curam. Kesalahan kecil saja bisa membuat kita celaka.

Kami sendiri akhirnya memilih opsi yang ketiga saja dengan alasan karena masih belum mengetahui situasi dan kondisi yang sebenarnya plus biar lebih seru saja. Mungkin lain kali akan aku bawa si merah maroon kesana. Kami kemudian berjalan kaki menyusuri pesisir pantai yang penuh dengan batu-batu warna-warni. Selanjutnya kita tinggal ikuti saja petunjuk jalan sederhana yang dibuat oleh warga setempat. 


Kalo seumpama batu bacan pasti laku keras nih hehehehehhe

Menyusuri pesisir pantai yang penuh dengan batu warna-warni





Jalan yang penuh batu..kereeen



Pertama sih masih cukup mudah karena kami hanya melewati pasir dan batu-batu pantai. Tapi begitu sampai di ujung jalan kami harus menyeberangi sebuah sungai kecil yang lumayan deras arusnya kemudian kami harus mendaki sebuah bukit gitu. Karena kondisi jalan becek dan sangat licin maka banyak sekali bekas sandal jepit milik para pengunjung yang putus talinya dan ditinggalkan begitu saja disini. 

Untung aku pakai sandal gunung jadi aman-aman saja hehehhehe. Tapi buat bro Didik dan bro Agung sedikit ada masalah karena mereka saltum alias menggunakan sepatu sneakers gitu. Biar sepatunya tidak jebol dan kotor mereka terpaksa nyeker (tanpa alas kaki). Setelah bersusah payah, akhirnya sampai juga di atas dan ketemu dengan sebuah jalan setapak gitu. Selanjutnya cukup mudah buat kami tinggal mengikuti saja jalan setapak ini saja.


Tulisan'e kebalik hahahahhaha

Sungai kecil yang akan kita seberangi

Terpaksa bergandengan tangan supaya aman

Petunjuk arah menuju ke arah Banyu Anjlok



Mirip di padang rumput kan ??





Mungkin jalan ini yang dibilang mas penjaga parkir tadi kalee ya ??. Kondisi jalannya memang cukup extrem karena berada dipinggir tebing dan sisi jurang. Ditambah lagi dengan kondisi jalan yang sempit serta licin apalagi kalo musim hujan tiba seperti sekarang ini. Saking sempitnya jika ada motor lewat maka kami harus minggir dulu sebentar pada tempat yang aman. Begitupun juga kalo ada motor yang akan saling berpapasan maka salah satu motor pun terpaksa harus minggir dulu (mengalah).

Tapi meskipun begitu banyak juga penduduk setempat yang dengan santainya lalu-lalang disini sambil membawa hasil ladang mereka. Dari sini jarak menuju ke Banyu Anjlok sekitar 2,5 km lagi. Saat baru berjalan sekitar 1 km kami berpapasan dengan beberapa rombongan bikers Honda CB 150 yang memutuskan kembali.


Mulai menaiki bukit

Nyeker nih bro hahahhahaha

Efek perokok dan pengopi berat

Terpaksa minggir dulu biar aman

Wow kereeen

Ketika kami tanyakan alasannya ?? mereka kembali karena medan yang cukup extrem dan sangat berbahaya. Apalagi sebagian besar dari mereka ada yang menggunakan topbox dan berboncengan. Tapi kalo anda pengen merasakan sensasi yang bisa menantang adrenalin saya sarankan naik ojek saja atau kalo punya nyali lebih kita bisa mengendarai motor sendiri sampai dilokasi air terjun.


Banyu Anjlok 2 km lagi...semangat 

Sadiisss....ragu-ragu kembali



Motor yang memutuskan kembali

Istirahat disik pemirsa...........

Banyu Anjlok sudah tampak didepan mata

Salah satu warung milik penduduk



Air terjun mini yang bisa kita gunakan untuk beristirahat



Pohon kopi Robusta yang ditanam penduduk setempat

Welcome.............

Harus menuruni jalan makadam untuk ke air terjun



Terpaksa bergelantungan pada akar pohon supaya tidak terpeleset

Setelah melewati beberapa turunan dan tanjakan akhirnya kami sampai juga dilokasi. Tanpa pikir panjang kamipun segera ganti baju dan langsung nyemplung ke dalam air. Sumpah suegeeere rek hehehhehehe. Selain kami banyak juga para pengunjung yang juga mandi disini. Rugi banget memang kalo kita sudah sampai disini tapi tidak berbasah-basah ria. FYI : Disini sudah dibangun fasilitas tambahan seperti : warung sederhana, kamar ganti, toilet serta penyewaan ban.






Suegereeee rek

KM, warung dan tempat persewaan ban



Terapi otak



Menuruni bukit menuju pantai

Setelah merasakan sensasi mandi diatas air terjun sekarang saatnya merasakan sensasi lainnya yaitu mandi dibawah guyuran air. Kami lalu turun menuju ke area pantai. Banyu Anjlok sendiri merupakan air terjun tawar yang langsung bermuara ke laut. Untuk menuju kebawah kami harus menuruni bukit dengan berpegangan pada seutas tali dan harus bergantian dengan para pengunjung lainnya.


Feel fresh





Gua yang berada disamping air terjun

Saat mandi dibawah guyuran air terjun sensasi yang kami dapatkan benar-benar istimewa hehehehehehe. Air yang bersih, jernih dan sueger pas banget buat me-refresh pikiran setelah seharian berkutat dengan rutinitas kantor. Selain air terjun yang eksotik disini juga terdapat pantai yang gak kalah dengan pantai-pantai di Bali hehehehehehhe. Pantai Banyu Anjlok namanya yang memiliki pasir putih lembut dengan ombak yang tidak terlalu besar sehingga cocok banget untuk dibuat nyemplung maupun belajar surfing.

Tapi sayang kami tidak bisa menikmati keindahannya pantai dan air terjun ini dengan puas karena cak Pri ada janji dengan saudaranya sehingga kami harus segera kembali menuju ke pantai Lenggoksono. Kapan-kapan saja kesini lagi sekaligus mengunjungi pantai Bolu-Bolu dan Wedi Awu. Untuk menuju ke Lenggoksono kami memutuskan menggunakan jasa perahu saja soalnya biar lebih cepat sampai disana.


Perahu yang sedang menunggu kita





Tiba kembali di pantai Lenggoksono

Hehehehehehehe

Hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk sampai kembali di Pantai Lenggoksono. Beda 1,5 jam dengan perjalanan saat kami ke sini tadi (jalan kaki). Sambil menunggu saudara cak Pri datang kami kemudian nyemplung ke pantai. Setelah mendapat kabar ? kami segera berbilas dan ganti baju kemudian menuju ke rumah saudara cak Pri. bersama-sama.

Owalah ternyata rumahnya dekat bingit to sama pantai Lenggoksono hehhehehehe. Kami kemudian disuguhi sebakul penuh durian oleh tuan rumah. Wah rejeki nih ? Langsung aja belah durian brader hehhehehehehe. Durian Lenggoksono lumayan manis tapi sayang sekali dagingnya tipis banget. Mungkin karena tumbuh di daerah pantai kalee ya sehingga hasil buahnya tidak bisa maksimal.


Antri di Toilet satu-satunya

Wah, mbah No dapat durian montong 

Lumayan ada tontonan gratis

Mampir dirumah saudara cak Pri

Belah duren hahahahahha

Bro Didik is in the house

Bro Didik SKYT habis 2 buah sedangkan aku cukup 1 1/2 saja. Kalo banyak-banyak takutnya bisa mendem alias mabuk duren hehehehehhe. Kami berada disini tidak lama karena ada tanggungan untuk mengembalikan tenda yang kami sewa. Tapi hanya aku, bro Didik serta bro Agung Robot saja yang balik duluan karena cak Pri beserta sang istri harus mampir dulu ke rumah saudara lainnya di Dampit.

Makasih pak atas jamuan istimewanya. Insyaallah kalo musim durian kami mampir kesini lagi hehhehehehehe. Kami berlima langsung on the way menuju Malang. Dalam perjalanan kami berhenti dulu dilapak penjual durian dan membeli durian untuk oleh-oleh orang rumah. Lumayan murah sih ? karena 3 buah durian ukuran sedang hanya dihargai Rp. 50.000,- saja. Padahal dengan ukuran segitu harganya bisa Rp. 35.000,-/per durian.


Go home..bissmillah





@Pertigaan Tangsi Tirtoyudo

Istirahat nakam oskab #efeklaparberat

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi dan tepat pada pukul 18.45 WIB kami akhirnya sampai kembali di Ciliwung Camp Malang. Setelah mengembalikan tenda +  membayar denda, kami langsung tancap gas lagi menuju Pandaan. Saat memasuki Fly Over Arjosari kemacetan tidak dapat terelakkan. Daerah ini sama Perempatan Karanglo Bentoel - Pasar Singosari sampai dengan Pasar Lawang memang rawan kemacetan terutama pada akhir pekan (sabtu-minggu). 

Tapi untung saja kami membawa sepeda motor jadi meskipun kena macet kami masih bisa sliat-sliut. Tepat pukul 21.00 WIB akhirnya sampai juga dirumah tercinta sedangkan bro Agung Robot masih harus meneruskan perjalanan lagi menuju ke Mojosari. Saatnya belah durian untuk yang kedua kalinya hehehhehehe. Oke sekian dulu ride report dari kami,  sampai jumpa lagi pada RR berikutnya. Salam keluyurer............


Catatan :
  • Tarip perahu Lenggoksono - Banyu Anjlok (PP)                   : Rp. 50.000,-/orang
  • Tarip ojek Lenggoksono - Banyu Anjlok (PP)                       : Rp. 50.000,-/orang
  • Tarip toilet dan kamar mandi                                                  : Rp. 2000,-
  • Waktu tempuh kalo jalan kaki Lenggoksono - Banyu Anjlok : 1,5-2 jam dengan jarak 3 km.
  • Disarankan untuk tidak membawa motor matik ke pantai Lenggoksono terutama trayek Lenggoksono - Banyu Anjlok kecuali kalo anda punya nyali.
  • Jika ingin mengendarai motor sendiri untuk menuju ke Banyu Anjlok dari Lenggoksono usahakan copot dulu side box anda karena kondisi jalan cukup sempit dan extrem sehingga cukup sulit buat kita untuk berpapasan, memutar apalagi menyalip hehehehhehe.
  • Kalo berkendara dari Lenggoksono - Banyu Anjlok usahakan jangan lebih dari 3 buah rombongan motor sebab disana tidak ada tempat parkir sehingga kalo sudah sampai dilokasi motor hanya digeletakan begitu saja dipinggir jalan yang sempit itu.
  • Total jarak (Pandaan - Lenggoksono) PP                               : 248 Km








2 comments:

  1. misi mas, mau tanya.. klo ngecamp di banyu anjloknya bisa taa?? dan klo hari biasa penitipan motornya buka 24jam kah? mohon infonya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa mas brow..Selain di sana kita bisa juga kemping di Lenggoksono dan Bolu-Bolu. Untuk penitipan kendaraan buka 24 jam......

      Delete