Keluyuran Berenam @TNBTS Part. 1 : Bercengkerama Dengan Alam Di Desa Wisata Ranu Pani

Sabtu, 30 Agustus 2014
Aku pertama kali camping sambil touring ketika nge-gas ke Bukit Sikunir - Dieng Plateau. Sejak saat itu mupeng banget rasanya pengen camping lagi. Dan pas akhir pekan ini akhirnya aku dan kawan-kawan kesampaian juga buat touring plus camping untuk yang kedua kalinya. Tujuan kali ini adalah menuju ke desa wisata Ranu Pani di TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru).

Rencana awalnya hanya kami berdua saja (aku dan bro Lifo) yang berangkat tapi 2 minggu menjelang keberangkatan bro Didik SKYT menyatakan diri ikut serta dan 1 hari menjelang keberangkatan peserta bertambah menjadi 3 orang lagi (bro Pasek, bro Hariyanto dan keponakan aku "Si Hikam"). Jadi total yang berangkat adalah : 6 orang dengan 4 sepeda motor.


Narsis sebelum berangkat




Carrier bro Pasek

Hari keberangkatan kami tentukan yaitu pada Sabtu, 30 Agustus 2014 pukul 14.30 WIB. Meeting point kami adalah rumah aku (Pandaan). Bro Pasek dan bro Didik SKYT berangkat dari Ngoro - Mojosari, bro Hariyanto menunggu kami di halte Sampoerna - Suwayuwo sedangkan bro Lifo janjian ketemu di Tumpang karena paginya dia harus ke Sumber Pucung terlebih dahulu. Tepat pukul 14.15 WIB mereka akhirnya sampai dirumah. Setelah mengatur letak dan posisi barang pada si kuda besi, 15 menit kemudian kami tancap gas menuju ke halte Sampoerna dulu.

Karena peserta membludak menjadi 6 orang maka kami memutuskan membawa 2 tenda doom. 10 menit perjalanan kami akhirnya sampai di halte Sampoerna. Ternyata bro Hariyanto sudah stand by disana. Tapi dia sedikit bimbang antara ikut atau batal karena melihat jumlah motor yang berangkat ternyata jumlahnya ganjil (3 motor).

Bro Hariyanto kayaknya masih menganut paham ilmu Kejawen gitu hehehehhee. Kemudian aku langsung menjelaskan pada dia kalo di Tumpang nanti jumlah motor sudah genap ( plus motor bro Lifo) tapi dia tetap ragu-ragu. Ya sudah akhirnya aku pertegas : berangkat apa tidak ??!!. Dan akhirnya bro Hariyanto memutuskan tidak jadi berangkat.

Okelah kalo beg...beg..begitu kami hargai keputusan dia. Kami kemudian tetap meneruskan lagi perjalanan. Tapi ketika sedang melintasi persimpangan kereta api didaerah Karangsono - Sukorejo dia menelepon dan mengabarkan kalo berubah pikiran. Wah, bikin bingung aja ? ya sudah kami tunggu disini. Tak berapa lama akhirnya bro Hariyanto kembali bergabung dengan kami. Setelah mengatur letak dan posisi tenda pada motornya kami segera tancap gas kembali.


Mengatur posisi barang

Lapo jo ???? njaluk difoto ta ???

Kondisi lalin yang menuju arah Malang lumayan padat hari ini maklum karena bertepatan dengan akhir pekan. Dalam perjalanan kami sering berpapasan dengan rombongan biker lainnya yang kayaknya sedang touring juga. 45 menit kemudian kami memasuki wilayah Kota Malang dan langsung bablas menuju ke arah Tumpang. Ketika sampai di perbatasan Kota Malang dengan wilayah Kab. Malang (wilayah Kec. Pakis) kami berhenti sebentar untuk melepas lelah sekaligus memberi kesempatan bagi yang merokok hehhehehehe.


Sitirahat @Pakis - Malang



Lumayan bisa buat GPS hehehhehehe

Setelah sedotan rokok terakhir, tepat pada pukul 16.20 WIB kami berlima nge-gas lagi. 20 menit kemudian kami memasuki wilayah Tumpang dan tepat pada pukul 16.45 WIB kami akhirnya sampai di rumah saudara aku (rumah Hikam) yang orangtuanya masih terhitung kakak sepupuku dari pihak memes (ibu). Hikam adalah keponakan aku yang kebetulan sedang sekolah dan tinggal dirumah. Cukup lama juga kami menghabiskan waktu disini karena untuk melepas lelah dan lapar sekaligus buat tempat menunggu bergabungnya bro Lifo.


Memasuki Kota Tumpang

Akhirnya sampai juga dirumah saudara

Ngopi doeloe biar sehat hehehhehehe



Silakan makan bro,...

Mie ayam kemasan kertas hehehhehehe

Dan ketika waktu menunjukkan pukul 17.20 WIB, bro Lifo akhirnya datang juga. Karena sudah waktunya untuk sholat Magrib, kami kemudian menunaikan sholat dulu. Setelah sholat kami lalu menunggu bro Lifo untuk menikmati sebungkus mie ayam dan secangkir kopi. Karena hanya dia saja yang belum makan dan nyruput kopi hehhehehehe.

Sesudah makan kami pamitan dan langsung menuju ke kantor Kementrian Kehutanan wilayah Tumpang untuk mencari informasi tentang Ranu Pani dan Ranu Regulo. Tapi sebelumnya kami mampir dulu di SPBU Tumpang buat isi bbm karena selanjutnya tidak ada lagi SPBU. Kalo eceran sih banyak tetapi mumpung ada SPBU mending kita isi fuel tank aja sekalian apalagi anda pengguna Pertamax.


Pombensin terakhir sebelum ke Ranu Pani

Salam 2 jari

Kementrian Kehutanan wilayah II

Penting buat yang akan mendaki ke Semeru

Tarif wisata TNBTS 

Tapi ketika sampai disana ternyata kantor sudah tutup. Ya sudah akhirnya kami langsung cabut saja menuju ke TKP. Dari sini (Kementrian Kehutanan wilayah Tumpang) kami lurus saja mengikuti jalan utama. Ketika sampai di sebuah perempatan kami ambil arah lurus yang mengarah ke Gunung Bromo dan Coban Pelangi.

Kondisi jalan menanjak dan suhunya mulai dingin. Kami riding dengan kecepatan sedang saja sekaligus untuk menghafal jalan. Dari Tumpang kami memasuki desa Gubuk Klakah terus lanjut menuju ke Ngadas. Desa Ngadas sendiri merupakan desa terakhir yang berada di wilayah Kab. Malang sebelum kami masuk ke wilayah Kab. Lumajang.


Ikuti petunjuk arah saja hehehehhe

Ketika sampai di pertigaan Coban Pelangi kami lurus saja. Saat melewati jalur ini kami sedikit menurunkan kecepatan biar lebih safety karena kondisi jalan yang tetap menanjak, berkelak-kelok, gelap dan sempit. Tepat pukul  19.19 WIB kami akhirnya sampai loket/kantor PTN TNBTS wilayah Coban Trisula.

Kantor/loket ini masuk dalam wilayah Desa Wringin Anom, Kec. Poncokusumo, Kab. Malang. Kami lalu beranjak turun dan membeli 6 tiket + biaya masuk kendaraan. Per orang dikenakan Rp. 27.500,- dan Rp. 5000,-/ per sepeda (Hari Biasa). Kalo pas weekend naik menjadi Rp. 32.500,-/ orang. Tapi dengan keahlian bro Pasek nego kami akhirnya dapat potongan harga hehehhehehe.



Selamat datang @TNBTS



Dinginnya masih belum seberapa

Duo narsis hahahhahaha





This is my ride

Tiket Masuk (Hari Biasa)

Setelah membeli tiket kami lalu foto-foto sebentar disini. Sesudah itu kami melanjutkan lagi perjalanan. Kondisi jalan yang kami lalui semakin extrem. Kontur jalan makin menanjak dengan kondisi jalan yang gelap, banyak batu-batu kecil dan berlubang. Sebenarnya itu jalan aspal tapi kayaknya sudah lama rusak. Kondisi ini jelas makin mempersulit laju motor kami untuk melewatinya. Tapi untung saja saat itu kondisi jalan lagi sepi sehingga kami bisa bebas mengambil sisi jalan yang dirasa masih bagus. Kondisi jalan seperti ini sekitar 4 km lagi.




Kali ini keluyuran berenam hehehehhehe

Beristirahat @warung 

Loket kedua 50 meter

Ada yang tahu pohon apa ini gak ??

30 menit kemudian kami akhirnya sampai di pos/loket kedua. Tapi sebelumnya kami istirahat dulu di warung yang berada 50 meter sebelum loket. Mumpung disini kami membeli air mineral dan perlengkapan untuk penghangat badan (kaos kaki & sarung tangan). Sebenarnya konco-konco nge-gas sudah mempunyai kaos kaki dan sarung tangan. Tetapi suhu yang makin dingin membuat mereka harus membeli lagi buat antisipasi hehehhehe.

Setelah selesai kami kemudian nge-gas lagi. Loket kedua ini berada pas didekat pertigaan Jemplang. Untuk menuju ke Ranu Pani kita tinggal lurus saja mengikuti petunjuk jalan yang ada. Kondisi jalannya mulai bagus karena aspal terlihat masih baru dan sebagian ada yang dicor. Tapi meskipun begitu kami harus tetap waspada karena disamping kanan-kiri jalan adalah jurang yang curam. Sekali bikin kesalahan kecil saja alamat kita pasti akan langsung terjun bebas ke dalam sana.


Pertigaan Jemplang

Selamat datang di kawasan desa wisata Ranu Pani

Tapi 1,5 km menjelang desa Ranu Pani kondisi jalan kembali tidak bersahabat. Kali ini kondisinya jalan tanah yang berdebu dan banyak batu-batu kerikil yang bisa membuat kami jatuh. Setelah bersusah payah melintasinya akhirnya kami sampai juga di Desa Ranu Pani, Kec. Senduro, Kab. Lumajang tepat pada pukul 21.07 WIB. Kami segera mencari tempat parkir untuk menitipkan kendaraan. Ternyata bukan hanya kami saja, melainkan kawan-kawan yang akan mendaki ke Gunung Semeru juga menitipkan kendaraannya disini.


Pintu gerbang menuju ke tempat parkir



Si merah maroon dititipkan dulu 

Siap berangkaaat....

Menunaikan sholat Isya

Sesudah mengambil barang-barang dan logistik buat nge-camp, kami berenam kemudian beranjak menuju ke Ranu Pani. Tapi tujuan kita bukan ke sana melainkan ke sebuah ranu (danau) yang berada sekitar 50 meter dari Ranu Pani, namanya Ranu Regulo. Ada 2 jalan untuk menuju ke Ranu Regulo dari tempat parkir sepeda : Pertama, lewat jalan kecil yang berada disamping tempat parkir sepeda motor atau pura desa dan yang kedua lewat jalur utama yaitu jalur yang searah dengan jalur menuju ke kantor balai besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)




Ranu Pani.......................





Otw 2 Ranu Regulo

Terkena badai pasir 


Suhu disini dingiin bingit (brrrrr), mungkin sekitar 10-11° C. Saking dinginnya kalo kita ngomong saja sampai keluar asap gitu hehehheheehe. Untuk menghindari hypotermia kami semua memakai atribut lengkap. Dari sarung tangan (dobel), kaos kaki (dobel juga), balaclava, kupluk, slayer dan kaos /jaket (dobel) hehehehhehehe. Hanya dibutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk sampai di Ranu Regulo. Oh ya, untuk camping disini (Ranu Pani & Ranu Regulo) tidak diharuskan meminta ijin dulu kecuali kalo kita akan melakukan pendakian ke Gunung Semeru. 


Balai besar TNBTS Resort Ranu Pani

Jalan utama menuju ke Ranu Regulo







Welcome 2 Ranu Regulo gaes....


Fasilitasnya disini lumayan lengkap seperti : camp ground, toilet umum, gazebo dan tempat pembuangan sampah. Kami kemudian mencari tempat yang pas buat mendirikan tenda. Dan akhirnya kami menemukannya di sebelah dermaga kecil gitu. Tempatnya lumayan luas, rata dan dekat dengan danau. Kami kemudian mendirikan tenda saling berhadapan supaya lebih mudah buat berkomunikasi dan bercengkerama.

Untuk journey kali ini kami membawa 2 tenda, jadi masing-masing diisi 3 orang plus barang. Tenda pertama : aku, bro Lifo & Hikam sedangkan tenda kedua : bro Pasek, bro Didik & bro Hariyanto. Setelah tenda berdiri kami masing-masing lalu mengambil kompor parafin, kompor green flame dan kompor spiritus untuk memasak dan sekaligus sebagai penghangat badan. 


Merakit tenda
 
Memasak dan menghangatkan badan



Sruuupuuut



Pada merapat, biar hangat

Ada yang saltum (salah kostum) wkwkwkkwkwk

Turu disik 

Cu in the morning

Makin malam suhu udara makin dingin saja. Bahkan api dari kompor tidak cukup untuk menghangatkan badan kami semua. Bro Didik dan bro Hariyanto lalu mencari ranting pohon yang kering untuk membuat api unggun. Karena kondisi badan sudah capek banget maka kami memutuskan untuk tidur. Tapi karena suhu yang lumayan ekstrem sehingga membuat kami tidak bisa memejamkan mata dengan nyenyak.

Padahal sudah tidur didalam tenda lho trus menggunakan sepatu ketika tidur dan memakai baju dobel tapi tetap saja dinginnya masih menusuk tulang. Kalo aku dinginnya itu bukan dari kaki dan tangan sih melainkan dari punggung yang bersentuhan dengan tanah padahal sudah memakai matras. Tapi bagaimanapun mata ini harus kupejamkan supaya besok stamina badan bisa kembali fit. Selamat tidur sahabat, selamat tidur INDONESIA...........


Estimasi Jarak :
  • Pandaan 89746 - 89799 Tumpang  = 53 km.
  • Tumpang 89799 - 89832 Ranu Pani = 33 km.
  • Total Perjalanan : 86 km.



No comments:

Post a Comment