Eastpedition Indonesian Ride Part. 10 : Balinusa 2014 -- One Last Day In Paradise

Rabu, 01 Januari 2014
Karena kondisi badan capek banget, malam tadi tidur kami bener-bener pulas. Oh ya, sebelumnya "Keluyuran Bertiga" mengucapkan selamat tahun baru 2014. Semoga di tahun baru ini langkah dan asa yang masih menggantung 5cm didepan kita bisa segera terwujud amin angel happy. 


@Rumah khas Bali yang asri

Pagi ini Tabanan masih diselimuti mendung dan kondisi cuaca sedikit gerimis. Meskipun sekarang waktu sudah beranjak siang tapi cuacanya masih lumayan dingin. Tadi malam hujan memang sempat mengguyur seharian disini. Amsiong deh yang lagi tahun baruan diluar big grinMau beranjak dari tempat tidur kok rasanya malas banget, enaknya sih tarik selimut lagi  big grin



Leyeh-leyeh 

Ngopi dulu

Hari ini kami masih belum tahu akan kemana ?.  Bro yuyut dini hari tadi sudah merapat di Bali dan langsung menuju ke rumah bang Jack di Glogor Carik Kuta. Rencananya kami juga akan bersilahturahmi kesana dan sekalian rembuk'an tentang tujuan kita disini selanjutnya. Sesudah mandi dan sarapan, kami lalu segera berpamitan kepada keluarga besar istri kakak aku dan langsung cabut. 


Akhirnya teman Joger buka lagi 

Selamat datang di Teman Joger

Parkir teman Joger

Destinasi pertama kami adalah Joger Luwus - Baturiti. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai disana. Karena intensitas hujan semakin tinggi maka kami memutuskan menggunakan jas hujan saja. Selain disini Joger juga ada di Kuta karena Joger Luwus sendiri adalah cabang dari Joger Kuta. 

Joger Luwus sempat tutup sekitar 4 bulan karena adanya konflik dengan desa adat setempat. Menurut info dari beberapa sumber berita yang dipercaya, permasalahan ini dipicu karena naiknya biaya retribusi dari banjar. Tapi setelah melalui perudingan yang alot dengan pemuka desa adat setempat, akhirnya gerai Joger Luwus di buka kembali. 


This is Mr. Joger

Joger Jelek

Sebenarnya gak boleh sih ambil foto disini hehehehhe

Kalo aku pribadi sih lebih suka belanja disini dibandingkan dengan di Joger Kuta. Karena selain bangunan dan tempat parkirnya yang lebih luas, pilihan model serta ukuran barangnya juga lebih banyak dan lengkap. Ditambah faktor cuaca sekitar Joger yang sejuk menjadikan tempat ini nyaman dikunjungi. 

Di Joger Luwus ini kita juga tidak perlu berdesak-desakan ketika sedang memilih barang atau lagi antri di kasir. Kebanyakan pengunjungnya disini didominasi oleh rombongan bus-bus pariwisata karena memang lokasi Joger Luwus sendiri berada di jalur yang strategis yaitu Jalan Raya Tabanan - Singaraja. Joger Luwus buka dari jam 10.00 - 18.00 WIJO (waktu indonesia bagian jogerbig grin

Karena terletak di dekat pegunungan Batukaru, hawa disini memang sejuk banget. Cocok nih buat cangkruk'an sambil nyruput mantapnya kopi Bali big grin. Disepanjang jalur Tabanan - Bedugul - Singaraja memang banyak terdapat agrowisata terutama kopi luwak. Tumbuhan kopi memang tumbuh subur disini. Jenis kopi yang terkenal disini adalah kopi Banyuatis, kopi cap kupu-kupu bola dunia dan tentu saja kopi Luwaknya. Disepanjang jalan ini juga banyak orang berjualan buah durian. Durian Bedugul lumayan manis dan memiliki daging yang tebal. Harganya pun murah banget. Yang penting pinter-pinter  nawar saja. 


Banyak toko oleh-oleh lainnya


Jln Raya Tabanan - Singaraja (Luwus)

Setelah memborong beberapa oleh-oleh untuk diriku, dirimu dan orang rumah, kami memutuskan turun ke Tabanan. Destinasi berikutnya adalah berwisata kuliner. Si kuda besi kami arahkan menuju ke sebuah warung sederhana yang berada di jalur Mengwi - Kediri. Tepatnya di Desa Belayu, Kec. Margarana Tabanan - Bali. Namanya : Warung Nasi Belayu Sambel Bejek "Men Kasih". Lokasinya sangat mudah dijangkau karena berada dijalan utama Kediri - Bedugul. Jadi kalo dari Alas Kedaton dan akan menuju ke Bedugul, kita pasti akan melewati warung ini.







Satu porsi Nasi belayu

Buat para pecinta kuliner masakan Bali terutama yang suka pedas, nama "Men Kasih" pasti sudah tidak asing lagi buat mereka. Bahkan Pak Bondan Winarno (mak nyos) pernah berkunjung kesini lewat acara Wisata Kulinernya. Mencicipi kuliner ini adalah salah satu menu wajib buatku ketika berkunjung ke Bali. Satu porsi nasi belayu dihargai Rp. 12.000,-. 

Masakan ini terdiri dari nasi putih, sayur kuah bening yang terbuat dari taoge, tum (botok) jeroan ayam, ayam suwir (irisan ayam) dengan bumbu khas Bali dan tentu saja sambal matah. Warung Nasi Belayu buka dari jam 10.00 WITA - Habis. Pada pukul 14.00 WITA biasanya si penjual sudah memberesi warungnya alias sold out big grin. Cuma sayang, tak ada menu kopi Bali di warung ini hehheheheehe.

Setelah puas mencicipi pedasnya nasi belayu, kami berencana akan langsung menuju ke rumah bang Jack. Tetapi ditengah jalan, aku mendapat kabar buruk kalo kakak ipar aku sakit sad. Dan posisi dia sekarang di RSU Surya Husadha Ubung - Denpasar. Dia kemungkinan terkena gejala demam berdarah dan harus opname untuk mendapatan perawatan yang lebih intensif.

Akhirnya kuda besi kami arahkan rumah sakit. Begitu sampai disana, alhamdulilah kakak ipar aku sudah ditangani sama dokter dan kondisinya sudah lumayan membaik. Karena kakak aku harus kembali lagi ke Mengwi untuk mengambil barang maka aku menggantikannya sebentar disini. Terpaksa plan hari ini harus kami cancel.

RSU Surya Husadha Ubung - Denpasar



Aku kemudian bbm bro Yuyut untuk mengabarkan kalo kami tidak jadi ke sana karena kakak iparku lagi opname di rumah sakit. Sedangkan bro Manowar memutuskan akan nge-gas ke Banyuwangi saja. Dia akan menemui kawan lamanya disana. Sebenarnya kami memang ada plan akan kesana, tapi tidak sekarang melainkan keesokan harinya. Tapi berhubung ada kondisi urgent, maka plan akhirnya berubah. Oke deh, keep safety riding bro. Besok aku dan bro Yuyut akan menyusul kesana.

Hari-hati brader

Tak berapa lama akhirnya kakak aku datang juga bersama ibu mertuanya. Malam ini aku akan tidur disini. Sebenarnya pernah sih terbesit ide ketika bingung akan tidur dimana pas touring ??. Kenapa gak tidur di RS saja ya ??. Tempatnya bersih, fasilitasnya lengkap dan ditambah tingkat keamanannya yang tinggi menjadikan RS tempat yang nyaman buat istirahat. Tapi takutnya entar malah sakit beneran hehehehhehe.

Karena hujan masih belum reda, aku muter-muter saja di dalam rumah sakit ini hehehehehe. Sebetulnya Jenuh sih apalagi ditambah kondisi perut yang lagi keroncongan hehehehhe. Tapi untung saja sekitar pukul 20.45 WITA hujan sudah lumayan reda meskipun masih rintik-runtik. Saatnya hunting santap malamku. Tariiikkkk mang hehehehhe.

Otw berburu santap malam 

Langsung kuarahkan si merah maroon menuju ke Jln. MH. Tamrin Denpasar. Tapi sayang ketika sampai disana warungnya ternyata tutup (tidak berjualan). Kemudian aku lanjut menuju ke Jln. Setia Budi Denpasar. Ternyata keberuntungan masih menaungiku malam ini karena masih ada warung yang tetep buka meskipun masih dalam euforia perayaan malam tahun baru.

Sebuah warung nasi jinggo sederhana yang berada di depan emperan toko. Langsung saja ku ambil 2 bungkus nasi jinggo dan melahapnya. Nasi jinggo adalah salah satu kuliner khas Bali. Komposisinya sih sederhana : segempal nasi kuning, kering tempe, ayam atau sapi suwir dan sambal yang super pedas. Tapi jangan salah brader ? rasanya jan mantap tenan hehehhehehe. Rugi kalian malali (jalan-jalan) ke  Bali tapi tidak mencicipi kuliner yang satu ini.

Warung nasi jinggo

Hujan-hujan makan nasi jinggo *mantap*



Nasi jinggo sekarang sudah naik kelas, bukan lagi didominasi oleh kelas bawah. Itu terlihat ketika makan disini ternyata banyak juga orang-orang bermobil mewah yang berhenti dan makan disini. Bahkan diantara ada beberapa orang turis mancanegara. Harganya yang murah membuat kuliner ini semakin diminati oleh semua kalangan. Ketika malam minggu tiba, hampir dipastikan warung ini selalu ramai oleh pengunjung.

Nasi jinggo

Kalo di Jawa nasi jinggo itu hampir mirip dengan nasi kucing. Cuma beda pada jenis nasi dan lauknya saja. Kalo nasi jinggo biasanya menggunakan nasi kuning sedangkan nasi kucing menggunakan nasi putih. Untuk lauk pada nasi jinggo biasanya menggunakan daging sapi atau ayam sedangkan pada nasi kucing hanya sambal ikan teri saja. Kita bisa menjumpai warung nasi jinggo di sepanjang jalan MH. Tamrin dan Setia Budi Denpasar. Biasanya mereka baru berjualan setelah toko tutup atau sesudah magrib.

Setelah hujan reda, tepat pukul 22.45 WITA aku kembali menuju ke rumah sakit. Ketika sampai disana, hujan kembali turun dengan lebatnya. Malam ini aku tidur didalam mobil saja. Tak ada rotan, akar pun jadi. Tak ada kasur, tidur di jok mobil pun tidak masalah. Selamat malam Indonesia, semoga cuaca esok hari bisa bersahabat buatku.


Next : Eastpedition Indonesian Ride Part. 11 : Balik Lagi Ke Jawa
Previous : Eastpedition Indonesian Ride Part. 9 : Balinusa -- Pantai Balangan - Secret Beach











No comments:

Post a Comment