Kuliner Pandaan : Cilok

Cilok bukan cinlok lho hehehehehe adalah jajanan yang berasal dari Bandung dengan bentuk mirip bola-bola bakso tapi tidak terbuat dari daging melainkan dari tepung terigu. Tapi seiring perkembangan jaman cilok sekarang banyak memiliki variasi seperti : cilok yang ditambahkan gajih (lemak) atau sambal didalamnya, cilok daging dengan bahan tepung terigu & campuran sedikit daging, cilok bakar, cilok yang berisi telur puyuh atau ayam dll. Bahkan bumbunya pun juga mengalami banyak variasi yaitu dari yang awalnya hanya menggunakan saos, sambal dan kecap tapi sekarang ada juga yang menggunakan bumbu kacang (pecel) dan sejenis bumbu sate gitu.


Murah meriah bikin kenyang hehhehehehe

Di Pandaan sendiri cilok merupakan salah satu kudapan/jajanan paling favorit selain pisang molen. Hampir disetiap sudut jalan banyak terdapat para penjual cilok. Dari mulai depan sekolah, tempat wisata, depan pabrik, depan masjid, dekat lapangan bola, pasar, pusat pembelanjaan dan beberapa tempat lainnya.

Aku sendiri merupakan salah satu penyuka cilok sejak jaman SD sampai sekarang hehhehehehhe. Hampir semua Cilok di Pandaan pernah aku cicipi. Dan berikut ini beberapa cilok yang menurut saya patut untuk dicoba kelezatannya diantaranya adalah :

Lezatnya Lontong Kupang "Pak Samat" Candi - Sidoarjo

Begitu mendengar kata Lontong Kupang pikiran kita pasti langsung tertuju pada nama salah satu kota di Jawa Timur ?? yupz benar "Sidoarjo" hehehehehehe. Kuliner satu ini memang berasal dari kota udang ini. Hampir disepanjang jalan atau sudut kota banyak dijumpai warung-warung yang berjualan kuliner berbahan dasar sejenis kerang kecil ini.


Satu porsi kupang lontong

Diantara banyaknya warung lontong kupang yang bertebaran di Sidoarjo, ada satu yang menurut saya lumayan enak dan murah. Warung Lontong Kupang "Pak Samat" yang berlokasi di Jln. Raya Candi -Sidoarjo. Kalo dari arah Malang/Pandaan letaknya berada disisi kanan jalan sesudah UMSIDA (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo) kampus Candi. Dari Kota Sidoarjo warung ini hanya berjarak sekitar 5 km saja. Karena letaknya yang berada dipinggir jalan utama maka ketika melintas kita pasti akan melihatnya. Tapi jalannya jangan kenceng-kenceng lho hhehehehehhe.

Kuliner Pandaan : Bakso "Coca-Cola" : Harga Kaki 5, Rasa Bintang 5



Tempatnya memang sangat sederhana karena hanya berada dikaki lima atau pinggir jalan raya Pandaan - Surabaya. Tapi masalah rasa jangan tanya bray ? meskipun hanya jualan dengan rombong/atau kaki lima gitu tapi rasanya gak kalah kok sama bakso-bakso yang tempat jualannya lebih mapan. Kalo dari arah Surabaya tempat mangkalnya berada disisi kiri jalan atau lebih tepatnya pas berada didepan pintu kedua (pintu khusus Truk) PT. Coca Cola Kepulungan - Gempol. 

Setiap berangkat dan pulang kerja aku memang selalu melewatinya dan kalo aku perhatikan bakso ini lumayan ramai juga oleh pembeli. Penasaran seperti apa sih rasanya ?? dan ketika aku mencobanya sendiri rasanya memang mak nyoss pemirsa (niru jargon Pak Bondan) hehehehhehe.

Mayoritas pembelinya memang kebanyakan karyawan PT. Coca Cola, karyawan pabrik sekitar dan masyarakat setempat. Tapi kadang-kadang banyak para pengendara yang kebetulan sedang melintas kemudian berhenti dan mencicipi lezatnya bakso "Coca-Cola" ini. Aku namakan bakso Coca-Cola karena kalo mangkal selalu disini (didepan PT. Coca-Cola). Kalo aku sendiri hampir setiap hari sabtu selalu makan disini sepulang kerja.

Keluyuran Lintas Ibukota Chapter 3 (Terakhir) : Saatnya kembali Lagi Ke Rumah

Persawahan dekat SPBU Ambarketawang yang menghijau

Karena jalur Bandung – Lembang terjadi kemacetan maka oleh akang tukang parkir kami disarankan agar lewat Cihampelas saja. Ok deh kang matur nuhun hehehehehhehe. Kami lalu bergerak perlahan-lahan meninggalkan kota kembang dan kemudian sampai di Cihampelas. Dari Cihampelas kami lalu masuk ke flyover Pasopati untuk mencari arah ke Nagrek. Kami memang sengaja tidak masuk ke dalam Tol Purbaleunyi karena ingin menikmati suasana dalam kota Bandung dan sekaligus untuk menghafal jalan. Siapa tahu kami atau salah satu dari kami akan kesini lagi.





Keluyuran Lintas Ibukota Chapter 2 : Bandung Ibukota Priangan




Selama dirumah saudara bro Lifo kami langsung beristirahat karena kondisi fisik benar-benar lemes banget. Sempat tidur sekitar 1 jam, kami kemudian meminta ijin kepada empunya rumah buat test drive dulu soalnya kendaraan yang akan kami bawa ke Pandaan adalah mobil matik. Kami bertiga sendiri belum pernah mengendarai jenis mobil tersebut. Hanya bro Lifo saja yang pernah tapi itupun hanya sekedar memasukkan mobil ke garasi hehehehehehe.

Kami hanya putar-putar disekitar komplek perumahan saja. Awalnya sih agak canggung, tapi lama-kelamaan sudah lumayan mengerti. Patokan kami hanya satu kaki saja yaitu hanya kaki kanan yang bekerja buat mge-gas dan injak pedal rem. Menurut kami itu jauh lebih mudah dan gampang. Tapi sebelumnya aku membawa buku panduan mengendarai mobil matik dulu hasil browsing di mbah gogel buat referensi. Setelah dirasa cukup, kami segera kembali kerumah saudara bro Lifo. Dan tepat pukul 14.00 WIB kami kemudian berpamitan untuk segera berangkat pulang.

Keluyuran Lintas Ibukota Chapter 1 : My First Flight




Journey kali ini sebenarnya tidak ada dalam plan kami karena cenderung serba dadakan gitu. Misi utamanya adalah membawa kendaraan bro Lifo dari Bogor menuju ke Pandaan dengan selamat hehehhehehe. Journey ini hampir mirip dengan journey yang kami laukkan sebelumnya yaitu ketika pergi ke Bali. Personilnya juga sama yaitu aku, bro Lifo dan bro Foo, begitupun juga dengan misinya hehehehehehehe.

Tapi untuk journey kali ini sedikit berbeda karena bersamaan dengan datangnya bulan puasa dan merupakan penerbangan pertama buatku. Awalnya kami akan menggunakan transportasi kereta api atau bus malam saja tetapi karena waktu yang kami miliki sangat mepet maka leaving on the jet plane saja deh. Untuk biaya perjalanan kami dibantu oleh bro Lifo sebesar Rp. 300.000,-/orang. Jadi masing-masing harus menambahkan uang lagi sebesar Rp. 102.000,- karena harga tiketnya Rp. 402.400,- /orang dengan tujuan Jakarta (Soekarno Hatta).

Karena waktu keberangkatan pesawat pada pagi hari pukul 05.55 WIB maka kami memutuskan berangkat pada malam sebelumnya saja dan tidur di bandara. Karena kalo berangkat besok pagi takut tidak keburu. Sekitar pukul 22.01 WIB aku sama bro Lifo tancap gas menuju ke rumah bro Agung dulu di Gempol - Pasuruan. Kami kesana menggunakan R2 supaya lebih cepat sampai. Sampai dipertigaan Gempol bro Lifo dan barang bawaan aku turunkan dulu disana kemudian aku langsung menuju ke rumah bro Foo untuk menitipkan sepeda disana.

Sampai disana aku lalu diantar oleh adiknya untuk bergabung dengan bro Lifo dipertigaan Gempol kemudian adiknya kembali lagi untuk menyusul bro Foo. Setelah semua personil lengkap kami mencari angkutan umum yang menuju ke arah Surabaya. Pilihan kami adalah naik Bison saja. Kami disini biasa menyebutnya dengan julukan Bison karena mengacu pada jenis kendaraan keluaran Isuzu tersebut. Kalo istilah kerennya adalah Isuzu Elf karena sebagian armadanya sudah diremajakan dengan Elf.