Setelah mampir sebentar dirumah bli Gede Badra, tepat pukul 18.15 WITA kami putuskan untuk melanjutkan lagi perjalanan menuju ke Pelabuhan Padangbai Karangasem - Bali. Berdasarkan saran bli Gede Badra, akhirnya kami pilih lewat jalan alternatif saja. Meskipun hari mulai sedikit gelap dan katanya jalurnya sedikit ektrem tetapi kami tetap memutuskan lewat jalan ini saja.
Kami diantar oleh saudaranya bli Gede Badra menuju ke jalan yang dirasa aman. Berbekal coretan kertas petunjuk arah kami langsung tancap gas. Kontur jalan lumayan menanjak dan rusak. Banyak lubang yang menganga dan batu-batu kerikil yang berserakan disepanjang jalan. Formasi riding kami : bro Yuyut sebagai road leader, bro Manowar ditengah sedangkan aku diposisi sweeper.
Karena kontur jalannya menanjak maka mau gak mau kami harus sedikit mempercepat kecepatan motor kami. Dikarenakan kalo sampai berhenti mendadak ditengah jalan, takutnya tunggangan bro Yuyut kesusahan untuk kembali nanjak. Kondisi ini diperparah dengan minimnya penerangan jalan. Tentu saja kondisi ini bikin bulu kuduk kami berdiri kencang hehehehehe. Karena jalur yang kami lewati ini adalah jalan alternatif yang membelah kawasan hutan sukasada. Jadi jarang sekali orang luar yang melewati jalan ini kecuali hanya penduduk sekitar saja.
Jalur Etape II (courtesy www.indonesia-tourism.com) |
Karena kontur jalannya menanjak maka mau gak mau kami harus sedikit mempercepat kecepatan motor kami. Dikarenakan kalo sampai berhenti mendadak ditengah jalan, takutnya tunggangan bro Yuyut kesusahan untuk kembali nanjak. Kondisi ini diperparah dengan minimnya penerangan jalan. Tentu saja kondisi ini bikin bulu kuduk kami berdiri kencang hehehehehe. Karena jalur yang kami lewati ini adalah jalan alternatif yang membelah kawasan hutan sukasada. Jadi jarang sekali orang luar yang melewati jalan ini kecuali hanya penduduk sekitar saja.
Cukup tegang kami melewati jalan ini, sampai akhirnya kami sampai di desa pinggiran hutan. Disini kondisi jalan sudah lumayan bagus dan sudah ada penerangan. Kami ikuti saja jalan sesuai petunjuk dari bli Gede. Dan tak berapa lama kami akhirnya sampai di jalan raya Tabanan - Singaraja atau tepatnya di danau Buyan. Dari sini sudah lumayan hafal buatku, karena aku pernah melewati jalur ini 2 tahun yang lalu. Karena kondisi bbm bro Yuyut sudah menipis kami mampir ke pombensin dulu sekalian sama memperbaiki lampu depan motornya yang mati.
Cuaca malam ini sedikit mendung dan kadang gerimis datang mengundang. Setelah mengganti bohlam, kami lanjutkan lagi perjalanan. Karena kondisi jalan yang sedikit licin, gelap dan menurun tajam maka kami riding dengan kecepatan sedang saja. Sebenarnya pemandangan disepanjang jalur Bedugul - Tabanan indah banget. Kita akan disuguhi oleh pemandangan pegunungan yang menyejukkan mata. Tapi sayang sekali kita tidak bisa menikmati keindahan itu karena kondisi hari sudah gelap.
Selang 1 jam kemudian kami sampai di Mengwi. Mengwi sendiri tidak asing bagiku karena kebetulan kakak kedua aku kerja disini. Bahkan dia berjodoh sama gadis lokal asal Mengwi. Dulu setiap liburan hampir pasti aku maen kesini. Dari touring, naik mobil pribadi sampai naik kendaraan umum pernah aku lakukan.
Ok, kembali ke laptop hehhehe. Dari Mengwi lanjut menuju ke Denpasar. Tapi di daerah Kapal, tunggangan bro Yuyut kembali mengalami masalah. Kali ini motornya sedikit mbrebet, mungkin karena kondisi mesinnya terlalu panas. Maklum saja, motornya masih inreyen brader.
Akhirnya kami beristirahat di sini saja. Sebuah trotoar jalan kami gunakan sebagai tempat peristirahatan malam ini. Aku lihat waktu menunjukkan pukul 21.30 WITA. Perjalanan menuju pelabuhan Padangbai sekitar 1 jam lagi. Karena kondisi badan yang capek banget, kami sampai sempet ketiduran disini :D. Maklumlah ketika kondisi badan capek pas touring, trotoar jalan pun bisa menjadi tempat tidur yang nyaman buat kami.
Setelah dirasa cukup istirahatnya, kami berangkat lagi. Tapi ketika akan memasuki Ubung hujan deras mengguyur kami. Akhirnya kami berteduh sebentar di emperan toko. Setelah 1 jam kemudian, hujan sudah lumayan reda. Kami lanjut lagi berangkat menuju Padangbai. Dari Ubung kami belok kiri terus lurus saja sampai ketemu dengan Jln. By Pass Ida Bagus Mantra (dibaca : Mantre).
Nah dari sini jalannya tinggal lurus saja sampai ketemu petunjuk arah menuju pelabuhan Padangbai. Kondisi By Pass Ida Bagus Mantra sudah lumayan mulus dibandingkan dengan tahun 2012 kemaren. Penerangan sudah merata dibeberapa sudut jalan dan sudah ada petunjuk jalan yang lengkap. Kalo tahun kemarin beberapa jalan masih dalam perbaikan, sekarang sudah hampir 99 % sempurna.
Dan tepat pukul 23.28 WITA kami sampai juga di pelabuhan Padangbai Bali. Tanpa berlama-lama kami segera membeli tiket. Untuk tiket kali ini kami harus merogok kocek sebesar Rp. 112.000,-. 30 menit kemudian, kami bertiga masuk ke kapal. Lumayan sepi sih penyeberangan malam ini. Untungnya cuaca malam ini lagi cerah meskipun langit sedikit mendung jadi kita bisa tidur nyenyak malam ini karena ombaknya lumayan bersahabat.
Karena kondisi penyeberangan yang sepi, jadi tanpa perlu susah-susah kami akhirnya mendapatkan tempat duduk. Bahkan ada beberapa bangku yang kosong. Selama penyeberangan, aku manfaatkan buat beristirahat saja biar stamina keesokan paginya bisa fit. Karena besok pagi kami bertiga harus langsung lanjut riding lagi menuju ke Sumbawa. Matras aku gelar di lantai kapal, sementara bro Yuyut dan bro Manowar memutuskan tidur di bangku penumpang saja.
Setelah sekitar 4 jam perjalanan, kapal akhirnya merapat di Pelabuhan Lembar - Lombok tepat pukul 05.35 WITA (26/12). Motor bro Yuyut kembali mengalami masalah, kali ini bensinya kemlotor sehingga motornya tidak bisa distart. Terpaksa motor harus didorong dulu ke area parkir pelabuhan untuk diperbaiki disana. Sementara aku dan bro Manowar sholat Subuh, bro Yuyut nampak sibuk memperbaiki motornya. Untung saja motornya bisa kembali distater dengan membersihkan area businya yang basah oleh bensin yang kemlotor itu tadi.
Keluar dari kapal Ferry |
Pelabuhan Lembar Lombok |
Tunggangan bro Manowar |
Kami terus langsung lanjut menuju ke rumah bro Lutfi dan bang Juri di Praya. Rumah mereka tidak asing bagi kami (aku & bro Yuyut) karena tahun lalu ketika touring ke Lombok kami menginap disini. Tak banyak kendaraan yang berpapasan dengan kami. Sesekali terlihat cidomo yang lalu-lalang dijalan. Cidomo sendiri adalah angkutan umum khas lombok. Perpaduan antara cikar, dokar dan motor. Tapi aku sempat bingung ? bagian motornya (mobil) dimana ya ? eh ternyata hanya kebagian di rodanya saja hehehhehe.
Selamat datang di Lombok Barat brader |
Bundaran Tugu Patung Sapi aka Bundaran Tugu Giri Menang Town square |
Tugu GMTS Landmark baru Lombok Barat |
Arah menuju BIL |
By Pass BIL |
Mulus |
Alhamdulilah, mereka berdua sedang berada dirumah. Mereka tentu saja kaget dengan kedatangan kami bertiga karena bro Yuyut memang sengaja tidak memberi kabar kalo kita mau ke Lombok dan mampir kesana. Soalnya kita bertiga Touring Siluman . Kalo gak gitu entar waktu kita gak keburu buat menuju ke Pulau Komodo hehehhehe.
Rumah bro Lutfi dan bang Juri dibelakang sekolah ini |
Akhirnya sampai juga |
Suasana di rumah bro Lutfi dan bang Juri |
Gila sampai berkarat #efekkenaairlaut |
Next : Eastpedition Indonesian Ride Part. 3 : Menyeberang Ke Sumbawa
Previous : Eastpedition Indonesian Ride Part. 1 : Mampir Ke Rumah Sahabat Di Singaraja
No comments:
Post a Comment