Eastpedition Indonesian Ride Part. 3 : Menyeberang Ke Sumbawa




Kamis, 26 Desember 2013
Setelah badan lumayan segar dan lumayan kenyang sih (efek habis makan) :D, kami lalu berpamitan untuk melanjutkan lagi perjalanan menuju Pelabuhan Kayangan - Lotim (Lombok Timur). Karena kami tidak tahu jalan menuju kesana kami akan diantar oleh salah satu teman bro Yuyut dari anak Cheqeter juga. Siapa ya namanya ?? lupa aku tersenyum lebar.

Kami berangkat pada pukul 09.29 WITA, molor 1 jam dari jadwal semula. Baru 20 menit perjalanan, motor bro Yuyut mengalami masalah. Motornya mbrebet dan gak bisa distart. Untung saja TKP dengan bengkel sepeda motor terdekat tidak jauh jaraknya. Sama teman bro Yuyut, kami langsung diarahkan kesana. Ternyata pemilik bengkel tersebut adalah ketua Cheqeter. Wah, kok bisa kebetulan gini ya hehehhehe. Setelah dicek ternyata kabel businya terlalu pendek sehingga mempengaruhi pasokan listrik ke busi. Kabel busi itu lalu diganti dengan yang lebih panjang dan hasilnya tokcer.


Kota Praya

Sudut kota Praya

Kami langsung bergegas melanjutkan perjalanan lagi. Tapi teman bro Yuyut hanya mengantar kami sampai di Kopang saja. Oke bro, terima kasih atas semuanya. Sesudah berpamitan kami bertiga langsung tancap gas. Dalam perjalanan beberapa kali kami sempat emosi karena nyaris menabrak pengendara motor yang berada di depan kami. Sebenarnya posisi kami tidak salah, karena kami riding dengan kecepatan tinggi dan berada dijalur cepat. Tapi pengendara motor ini berada dijalur cepat tapi riding dengan kecepatan sedang. Untung saja kami gak sampai celaka.

Selama perjalanan di Lombok kami riding dengan lebih hati-hati. Karena kebanyakan penduduk disini kalo berkendara itu (terutama roda dua) hampir selalu ambil posisi tengah jalan (jalur cepat)Kondisi ini diperparah dengan kurangnya tingkat kesadaran penduduk tentang safety riding. Beberapa kali kita jumpai banyak pengendara motor yang tidak memakai helm. Yang bikin miris adalah beberapa pengendara itu ada yang masih dibawah umur.


Ngecek kondisi rem 

Jarak Kopang - Pelabuhan Kayangan memakan waktu sekitar 2 jam. Karena kondisi jalan yang sempit dan cenderung ramai maka kecepatan kami kurangi. Dari Kopang selanjutnya kami akan melewati Terarra - Maslagik - Aikmel - Pringgabawa - Labuhan Lombok dan akhirnya Pelabuhan Kayangan. Mampir dulu ke pombensin terdekat buat isi bbm. Oh iya, buat yang menggunakan bbm jenis pertamax, usahakan isi fuel tank disini saja. Karena begitu masuk pulau Sumbawa nanti, pertamax akan menjadi barang yang langka. Sepanjang pengamatan saya pertamax hanya tersedia di kota-kota besar saja seperti : Sumbes, Dompu dan Bima. Itupun pom bensinnya tidak buka 24 jam lho. Kalo untuk bensin sih gak ada masalah, tetapi ya itu kadang kita harus sabar mengantri.

Ketika kami sedang berada di pom bensin ada seseorang yang tiba-tiba mendatangi kami. Namanya bro Nizar, dia menanyakan darimana dan mau kemana ?. Dan kami jawab kalo kami mau ke pulau Komodo. Awalnya sih kami tidak percaya begitu saja, tapi ternyata dia adalah salah satu anggota YVCI Lombok. Lalu kami saling bertukar nomor hape dan dia memberi kami nope temennya (bro Pian) dari Bima. Bro Pian adalah anggota YVCI Bima. Dia mengatakan kalo ada apa-apa dijalan kami disuruh menghubungi bro Pian saja. Dan dengan senang hati mereka akan membantu. Sippp deh, terima kasih brader.....

We are many, We are one...Indonesia !!

Lalu kami melanjutkan lagi perjalanan. Dan tepat pukul 11.54 WITA kami akhirnya sampai di pelabuhan Kayangan - Lombok Timur. Oddometer menunjukkan posisi 75494. Berarti jarak rumah bro Lutfi (Praya) - Pelabuhan Kayangan adalah 68 Km. Sebelum masuk area pelabuhan, kami menyempatkan diri foto-foto dengan berlatarkan pulau Sumbawa nan elok dikejauhan sana. Dan ini beberapa hasil jepretan kami :






Si mbahnya ikut mejeng tersenyum lebar




Setelah puas berfoto-foto, kami segera masuk ke pelabuhan dan langsung membeli tiket. Untuk tiket penyeberangan Kayangan - Pototano ini, kami dikenakan tarip Rp. 53.000.-/sepeda. Kami harus menunggu sekitar 40 menit sebelum masuk ke kapal. Penyeberangan di selat Alas ini memakan waktu sekitar 2 jam. Tergantung kondisi cuaca juga sih. Dan kebetulan cuaca hari ini lumayan cerah meskipun sedikit berangin, jadi kapal kami hanya melaju dengan kecepatan sedang saja. Lumayan bagus juga sih kapalnya. Di geladak kapal bahkan ada area bermainnya tapi tentu saja itu buat anak-anak hehehehehe.








Welcome to Pelabuhan Kayangan

Take selfie



Update dulu di dumay hehhehehe







Bro Manowar & bro Yuyut

Selat Alas











Arena permainan diatas kapal







Welcome aboard



Tepat pukul 15.40 WITA kapal akhirnya merapat di pelabuhan Pototano - Sumbawa. Karena ombaknya yang lumayan besar, motor kami beberapa kali terkena cipratan air laut. Dan bagian air yang mengering itu kemudian menjadi garam. Kalo gak segera dibersihkan bisa bahaya nih karena air laut tersebut bisa membuat unsur besi pada motor kita akan menjadi cepat berkarat. Kami berhenti dulu di masjid sekitar pelabuhan untuk menunaikan sholat ashar dulu. Sekalian numpang mandi serta membersihkan beberapa bagian motor yang terkena cipratan air laut tadi. Kayaknya hari ini kami tidak bisa menyeberang ke Labuhan Bajo. Sebab menurut informasi yang aku baca diblog, kapal yang menuju kesana berangkat terakhir pada pukul 20.00 WITA. Sedangkan estimasi waktu yang dibutuhkan dari sini menuju ke pelabuhan Sape adalah sekitar 11-12 jam perjalanan.






Untuk penyeberangan Sape-Labuhan Bajo memang hanya ada pada jam-jam tertentu saja. Beda dengan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, penyeberangan Padangbai-Lembar atau penyeberangan Kayangan-Pototano yang hampir tiap jamnya selalu ada kapal yang berangkat. Penyeberangan Sape - Labuhan Bajo dalam sehari hanya melayani 2x penyeberangan saja. Yaitu pada pagi dan malam hari. Itupun bisa berubah menjadi hanya 1x jika kondisi penumpang lagi sepi. Tapi yang pasti, setiap hari ada penyeberangan pada pagi hari kecuali karena adanya faktor cuaca.




Akhirnya, Pototano....





Sholat ashar dulu

Sesudah sholat ashar dan mandi, kami segera melanjutkan lagi perjalanan. Perjalanan menuju ke Bima pemandangannya indah banget. Hamparan padang rumput nan hijau berpadu dengan putihnya pasir pantai disepanjang jalan. Bahkan beberapa kali kami sempet berhenti sebentar sekedar untuk menikmati keindahan alam Sumbawa dan mengabadikannya lewat jepretan kamera. 

Yang unik di pulau ini adalah cara memelihara hewan ternak dan peliharaannya. Penduduk disini tidak mengenal istilah kandang. Jadi hewan ternak atau peliharaan seperti ayam, bebek, kambing, kuda, sapi atau lembu dibiarkan saja berkeliaran dipadang rumput dan jalanan. Jadi jangan heran kalo kita sering menjumpai hewan tersebut sedang menyeberang jalan secara rombongan. Bahkan mereka bisa mencari makanan sampai berkilo-kilo meter jaraknya dari rumah si empunya ternak. Pada malam haripun, hewan-hewan ternak tersebut juga tidur secara liar di padang rumput dan pinggir jalan.

Jadi ketika touring kesini apalagi kalo kita riding pada malam hari, tingkatkan rasa kewaspadaan selama dijalan. Karena sering kita jumpai hewan ternak tersebut dengan tiba-tiba sedang menyeberang jalan. Keadaan ini juga diperparah dengan minimnya penerangan jalan. Kalo yang menyeberang jalan ayam atau bebek sih tidak terlalu menjadi masalah, Tapi ini sapi, kuda atau lembu yang notabene hewan ternak bertubuh bongsor hehhehehe. Kalau terjadi tabrakan, pasti pihak kita yang paling besar terkena dampaknya.

Menjelang sore hari kami memasuki wilayah Sumbes (Sumbawa Besar). Kesempatan ini kami gunakan untuk foto-foto di gapura selamat datang. Ketika lagi asyik foto-foto, kami tidak sengaja ketemu dengan orang Jawa Timur yang telah lama merantau disini. Dia dan istrinya berasal dari Probolinggo. Dan tiap tahun nya selalu mudik kesana mengendarai sepeda motor bersama istri dan anaknya. Ternyata disini banyak juga ya perantauan dari Jawa Timur.




Bertiga satu tujuan

Ternyata orang Jawa Timur to ??

Karena keasyikan ngobrol, tak terasa waktu sudah menunjukkan 18.38 WITA. Kami sholat magrib dan sekalian pamit buat melanjutkan perjalanan menuju ke kota Sumbes. Dari sini kota Sumbes sekitar 15 menit lagi. Rencananya kami akan bermalam dulu disana terus baru keesokan paginya baru berangkat lagi. Karena bingung mau menginap dimana ? kami putuskan mencari makan malam dulu entar disana kan bisa nanya-nanya sama penjualnya.

Pilihan jatuh pada warung lalapan yang terletak di salah satu sudut kota Sumbawa Besar. Dan lagi-lagi kami ketemu dengan orang Jawa Timur disini karena mas dan mbak penjual lalapan itu ternyata berasal dai Lamongan. Wah, tetangganya bro Manowar donk hehhehehe. Kami segera memesan 3 porsi lalapan ayam. Karena kondisi perut yang super duper keroncongan, aku dan bro Manowar akhirnya nambah lagi porsinya tersenyum lebar.


Makan malam

Sego bebek

Mumpung disini, kami sekalian bertanya pada mas dan mbak itu dimana letak hotel murah yang terdekat. Dan dia menyarankan agar nginep saja di losmen "Baru" yang kebetulan dekat dengan warung nasi lalapan itu. Tanpa pikir panjang kami segera menuju kesana. Kami awalnya sempet bingung yang mana sih losmennya dikarenakan tampilan depannya tidak mirip dengan losmen.

Namanya saja juga losmen sederhana, jadi jangan harap anda akan disambut recepsionis sexy begitu masuk kesana hehehhehe. Ternyata anak pemilik losmen ini pernah kuliah di Malang. Jadi tanpa canggung kami ngobrol dengan dia menggunakan bahasa Jawa (logat malangan). Dia memberi beberapa saran dan tips menuju ke pulau Komodo yang tentunya bisa jadi referensi buat kami nanti. Selain itu dia juga memberitahu kami tentang tempat-tempat mana saja yang layak diekplorasi keindahannya terutama di pulau Sumbawa.


Penginapan kami malam ini



Stop bicara perbedaan, start bicara persamaan

Terlelap kecapaian tidur

Interior losmen 

Tarip di losmen ini murah buanget. Hanya Rp. 70.000,-/per malam. Jadi satu kamar saja sudah cukup buat kami bertiga. Menurutku ini lumayanlah, daripada dibuat untuk menginap dihotel yang lebih bagus tersenyum lebar. Lagian paling-paling tidurnya gak lebih dari 5-6 jam saja soalnya keesokan paginya kami harus berangkat lagi. Daripada sayang kalo uang ke buang percuma, mending buat nginep disini saja. Tak banyak orang yang menginap disini, karena memang losmen ini adalah tempat transit buat orang-orang yang lagi kemalaman dijalan.

Ini dikarenakan sebagian besar jalan disini melewati kawasan hutan dan pesisir pantai gitu. Jadi tentu saja akan rawan kalo kita memaksakan meneruskan perjalanan ini sekarang. Selain kondisi penerangan yang minim, karakter jalan yang naik-turun dan ditambah faktor kita belum pernah lewat jalan ini sebelumnya yang menjadi alasan tidak berani riding pada malam hari. Dan satu lagi, kalo memaksakan diri berangkat malam ini, tentu saja kita akan melewatkan pemandangan yang eksotik disepanjang jalan. Jadi kita putuskan menginap semalam disini saja. One night at Sumbawa Besar ngiler tidur



No comments:

Post a Comment