Dieng Plateau Journey Part. 5 : Pantai Klayar : Surga Di Tanah Pacitan


Pantai Klayar


Pagi ini aku terbangun karena suara gemuruh ombak yang memecah karang. Alhamdulilah  tidur malam ini lumayan nyenyak guys (logat Dodit SUCI 4) hehhehehehe. Mungkin karena beberapa hari ini kami kurang tidur kalee ya ?? jadi begitu ketemu tempat yang buat rebahan akhirnya langsung blek sek (tidur). Hal pertama yang aku lakukan adalah bangun pagi lalu segera keluar dari tenda dan menikmati segarnya udara pantai Klayar pagi ini. Pemandangan Pantai Klayar ketika pagi hari memang indah banget. Tampak sang mentari yang sedikit malu-malu menampakkan diri. Sinar sang mentari pagi ini lumayan buat menghangatkan suasana pantai yang sedikit berangin. 






Klayar dari bukit sebelah Barat





Aku pertama kali mengetahui informasi pantai ini dari cerita teman kami bro Polenk ketika touring ke Jogja tahun lalu. Sebenarnya ketika pulang dari Jogja kami melewati daerah Pacitan, tetapi karena keterbatasan waktu maka kita tidak sempat mampir ke Klayar. Sejak saat itu aku sering browsing di internet dan mencari informasi yang ditulis oleh kawan-kawan backpacker atau bikers yang pernah mengunjungi pantai ini sebelumnya. Setelah melihat foto-foto mereka tersebut jadi mupeng banget pengen nge-gas kesana. 









Sama mbak selfie


Dan akhirnya apa yang aku harapkan menjadi kenyataan karena saat ini aku telah berdiri disini. Kalo menurut aku pantai Klayar sekilas mirip dengan pantai-pantai di kawasan mediterania  meskipun aku sendiri belum pernah kesana sih hehehehehhehehe. Kalo di Indonesia mungkin sekilas mirip dengan pantai Dreamland di Bali ketika masih perawan. Pantai Klayar sendiri berlokasi di wilayah Kec. Donorejo. Dari Kota Pacitan hanya berjarak sekitar 45 Km saja. Petunjuk arah menuju kesini lumayan lengkap dan jelas tapi kita harus berhati-hati karena lagi ada proses perbaikan dan pelebaran jalan sehingga banyak kondisi jalan yang berlubang, berbatu dan bergelombang.







Pantai Klayar memiliki pasir pantai yang halus dengan warna putih bersih. Tapi di sebagian sudut pantai ada yang berpasir putih sedikit kehitaman gitu (didepan batu Sphink). Yang paling terkenal disini adalah fenomena "Seruling Samudra". dan Batu Sphink. Fenomena ini terjadi karena gesekan air laut dengan batu karang yang saking kerasnya sampai menyembur ke atas dan mengeluarkan suara mirip orang bermain seruling. Tapi sayang sekali ketika kami kesana ombak lagi pasang jadi kita tidak bisa melihat fenomena tersebut dari jarak dekat. Sedangkan Batu Sphink adalah  gugusan batu karang yang bentuknya menyerupai patung Sphink di Mesir.



Pasir yang sedikit kehitaman




Batu Sphink





Banyak aktifitas yang bisa kita lakukan disini antara lain : nyemplung dilaut, memancing. mengendarai ATV, berkemah atau sekedar berjemur dipantai sambil menikmati segarnya es degan. Karena sekarang lagi musim liburan maka dapat dipastikan pengunjungnya membludak. Bahkan tempat parkir yang berada dibawah (dekat pantai) saja sampai tidak mampu menampung banyaknya kendaraan milik pengunjung, Dan akhirnya kami terkena imbasnya hehehehhe soalnya petugas parkir menyuruh kami untuk segera membongkar tenda. Kok bisa sih ?? ya iya, soalnya kami mendirikan tenda di dalam area parkir kendaran hehehehhehe. Maklum saja saat itu kondisi lagi gelap banget jadi kami tidak tahu kalo tempat ini masih termasuk area parkir. 


Mengendarai ATV

Gazebo dan warung


Sebenarnya boleh-boleh saja sih kita mendirikan tenda disini tapi pas pagi tenda harus langsung dibongkar. FYI : Buat yang tidak membawa tenda jangan kuatir bray karena banyak fasilitas penginapan disini. Sekedar saran saja, kalo ingin nge-camp disini ketika musim libur panjang tiba mending ambil lokasi diatas bukit saja. Lebih tenang, nyaman dan aman dibandingkan kalo kita mendirikan tenda di kawasan pasir pantai tapi entar ujung-ujungnya harus sedikit beradu argumen dengan petugas parkir. 





Salah tempat hahahahha

Kayak orang hilang wkwkwkkwkwk

Akibat melawan petugas parkir hahahahhaha


Dengan sedikit rasa dongkol kami pun segera membongkar tenda. Sesudah membongkar tenda dan mengepaknya dengan rapi, kami kemudian berjalan menuju ke batu karang yang berada di sisi barat pantai. Dari sini kami bisa memandang lebih dekat ke lautan lepas. Tapi karena saat itu ombak lumayan besar maka kami disuruh kembali oleh petugas penjaga pantai. Tapi meskipun begitu kami masih sempat memotret pemandangan laut selatan dari batu karang ini. Dan ini beberapa hasil jepretan kamera kami :








Sama mbak selfie lagi








Karena matahari semakin tinggi maka kami segera kembali ke tenda. Setelah merapikan dan memastikan kembali tidak ada barang yang tertinggal, kami kemudian segera tancap gas menuju ke kota Pacitan. Jalur tercepat untuk menuju ke kota Pacitan adalah jalan sama yang kami lewati sebelumnya (tadi malam). Ketika kami melewatinya pada siang hari baru tahu kalo kondisi jalannya lumayan rusak parah. 

Sebenarnya kondisi itu disebabkan karena proses perbaikan dan pelebaran jalan yang tertunda. Gak tahu jelas apa masalahnya tapi yang pasti kondisi jalan tersebut kurang begitu nyaman dan aman untuk dilewati. Tapi untung saja disetiap belokan/tikungan tajam ada beberapa penduduk lokal yang membantu kami dengan mengarahkan jalan ketika akan berpapasan atau melewati tikungan/tanjakan tersebut. 



Selamat tinggal pantai Klayar



Akses jalan yang masih dalam perbaikan




Ketika melintasi jalur menuju Gua Gong, kondisi jalan mulai membaik. 20 menit kemudian kami sampai di Punung lalu lanjut menuju ke Pacitan. Setelah melewati turunan sedeng (gila) yang ekstrem sepanjang 3 km, tepat pada pukul 13.05 WIB akhirnya kami sampai di Kota Pacitan. Kami kemudian istirahat dulu disalah satu minimart yang berada di Jln. Achmad Yani Pacitan. Karena dari tadi pagi belum sarapan, kami kemudian memesan 3 porsi gado-gado pada abang penjual gado-gado yang kebetulan sedang mangkal didepan minimart.



Memasuki wilayah kota

Sebelum memasuki turunan Sedeng

Salah satu sudut kota Pacitan



Nakam disik


Next : Dieng Plateau Journey Part. 6 (Tamat) : Perjalanan Pulang Via JLS (Pacitan - Trenggalek)
Previous : Dieng Plateau Journey Part. 4 : Kembali Ke Ngayogjokarto Lalu Goes 2 Pacitan

No comments:

Post a Comment