Dieng Plateau Journey Part. 1 : Melipir Ke Jogja Dulu


Tugu Jogja

Libur panjang selalu menjadi racun buatku, tangan ini gatel rasanya pengen nge-gas lagi hehehehhe. Meneruskan plan yang tertunda pada tahun kemarin, keluyuran bertiga akhirnya goes to dataran tinggi Dieng di Wonosobo atau lebih dikenal dengan nama Dieng Plateau.


Peralatan tempur

Untuk perjalanan kali ini kami rencananya akan nge-camp juga, jadi kami meminjam dulu sebuah tenda doom (isi 3 orang) dari teman bro Edy di Malang serta sleeping bag dan kompor parafin dari bro lifo. Untuk parafinnya sendiri aku beli 1 pak (isi 8 pcs) lagi buat jaga-jaga, jadi total kami membawa 2 pak parafin. Karena belum pernah menggunakan/merakit tenda ini sebelumnya, maka seminggu sebelum keberangkatan kami belajar dulu tentang bagaimana merakit tenda doom yang benar dan cepat hehehhehe. Dan ternyata lumayan mudah juga ya, meskipun pada awalnya agak sedikit beribet.




Akhirnya selesai juga hehhehehe

KB berangkat bersama : Aku (si merah maroon), bro Manowar (NVL) dan bro Edy (Honda Revo). Bagi bro Edy ini adalah pengalaman pertama touring jarak jauh sebagai rider bukan boncenger. Setelah berunding beberapa kali via bbm akhirnya kami putuskan akan berangkat pada hari sabtu sore pada tanggal 24 Mei 2014 s/d 27 Mei 2014. Kami sengaja berangkat pada sabtu sore biar dapat waktu lebih banyak disana nantinya.


Si merah maroon 


Mengatur letak sleeping bag



Last check

Dan saat yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Tepat hari sabtu pukul 16.10 WIB, mereka semua melipir  ke rumah dulu karena sekalian mengatur space dulu buat menaruh sleeping bag. Setelah mengatur tempat ideal buat sleeping bag dan tepat pukul 16.15 WIB kami bertiga akhirnya berangkat.

Rute jalan yang kami pilih adalah via Mojokerto – Nganjuk  – Caruban – Ngawi  – Solo – Jogja. Menurut aku rute itu lebih aman dan lebih cepat menuju Jogja apalagi ketika riding pada malam hari. Kuda besi hanya kami pacu sekitar 50-60 Kpj saja karena lalu lintas sore ini lumayan ramai. Maklum saja karena seminggu ke depan ada banyak tanggal merahnya alias nuansa long weekend hehehhehe. Jadi banyak orang yang akan berpergian untuk pulang kampung dan traveling.

Tepat pukul 17:30 WIB kami istirahat dulu di SPBU Mojokerto (dekat Terminal) dan sekalian membetulkan posisi barang bawaan pada motor bro Edy. Ketika di Mojosari tadi minuman kemasan botol milik bro Edy jatuh dijalan. Ketika dicek, ternyata tas kreseknya berlobang/sobek terkena hembusan angin. Pantas saja robek, la wong cuma dicantolkan begitu saja disepeda. Untung masih ada satu botol yang bisa diselamatkan oleh bro Manowar hehehehhehe




Istirahat @SPBU Mojokerto

Setelah mengatur kembali letak minuman dan istirahat sekitar 20 menit kami kemudian kembali melanjutkan lagi perjalanan. Lepas dari Mojokerto, kondisi lalu lintas sudah lumayan lancar dan masih didominasi oleh sepeda motor serta mobil pribadi. Kali ini kuda besi bisa kami pacu sampai kecepatan 80-90 Kpj. Karena kondisi perut mulai keroncongan, kami memutuskan berhenti dulu di salah satu warung langganan aku yaitu Warung Pecel Tumpang “Bu Yati” di Kertosono (18.46 WIB).


Pecel Tumpang "Bu Yati"



Aneka macam lauk pauk

Satu porsi pecel tumpang



Selain warung ini, disini juga ada warung pecel tumpang lainnya yaitu Pecel Tumpang “Bu Reso”. Tapi aku sendiri lebih sering makan disini (pecel “Bu Yati”). Warungnya sih cukup sederhana dan terletak didekat sungai kecil serta  rel/jembatan rel kereta api gitu. Selain pecel tumpang, kita juga bisa pesan pecel biasa. Untuk lauknya lumayan lengkap lho. Dari sate jeroan, sate bekicot, sate telur puyuh, sate kikil, sate kerang & lain-lain. Harganya pun lumayan murah, total pesanan kami semua hanya kena Rp. 31.000,- saja.

Setelah kondisi perut sudah kembali kenyang, kami lalu tancap gas lagi. Mampir sebentar di SPBU Kertosono buat menunaikan sholat Magrib dan Isya dulu (di jamak). Selesai Sholat kami segera berangkat lagi. Jalur Kertosono - Nganjuk treknya lumayan lurus dan lebar. Tapi kita harus berhati-hati karena kondisi jalannya agak gelap, bergelombang, lumayan berangin.

Selang 1 jam kemudian kami akhirnya sampai juga di Caruban. Pas dipertigaan sebelum pasar Caruban,  kami ambil arah ke kanan menuju ke arah Ngawi. Menurut aku lewat Ngawi lebih cepat dibandingkan kalo kita harus muter dulu lewat Madiun. 

Ketika sampai di daerah pertigaan Muneng - Ngawi, kami harus berhenti dulu karena braket top box bro Edy mengalami sedikit masalah. Posisi braketnya agak melengkung ke bawah karena tidak kuat menahan beratnya barang bawaan didalamnya. Ketika dicek ternyata kualitas braket bro Edy lumayan jelek, maklum belinya sedikit dikejar-kejar waktu hehehehhehe. Selain itu posisi pasang boxnya juga terlalu mundur ke belakang. Kondisi ini juga diperparah oleh jalan yang sedikit bergelombang.




Memperbaiki posisi braket Box

Braket digeser ke depan

Kami pun hanya bisa mengakalinya dengan sedikit memajukan posisi boxnya. Biar beratnya tidak terlalu bertumpu ke belakang. Kalo sampai Jogja nanti baru akan kami perbaiki braketnya ke tukang las. Ketika kami sibuk memperbaiki braket beberapa kali suara teatt teoot klakson motor menyapa kami. Mereka kebanyakan rombongan bikers yang kebetulan sedang melintas didepan kami #Respek #2Jempol

Setelah kondisi braket bro Edy lumayan sipp, kami segera tancap gas lagi. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 22.15 WIB. Karena kondisi jalan sudah mulai sepi, kami geber si kuda besi dengan kecepatan lumayan tinggi. Aku road captain (RC), bro Edy ditengah dan bro Manowar sebagai end sweeper (SW). Tapi kami juga kadang harus menurunkan kecepatan karena terjebak dibelakang kendaraan berat  seperti truk tronton dan bus. Sesudahnya lancar jaya bray hehehhehehe.


Istirahat dulu



Doping biar tahes hehehehhe




Nge-cas hape

@Indomart Mantingan

Dan tepat pukul 00.18 WIB kami akhirnya sampai di perbatasan Prop. Jawa Timur - Jawa Tengah. Tapi sebelumnya kami berhenti dulu di Indomart Mantingan untuk istirahat dan sekalian numpang nge-cas gadget hehhehehehe. Kalo biasanya mojok itu identik sama pacaran tapi sekarang mojok itu identik dengan nge-cas hape hahahhahaha. Kami beristirahat disana sekitar 1 jam. Lumayanlah buat isi hape, pb (power bank), kamera dan juga tenaga.


Perbatasan Prop. Jawa Timur - Jawa Tengah

Setelah tenaga kembali fit, kami nge-gas lagi. Gas poll tok wes pokok'e hehehhehe. Selama perjalanan beberapa kali kami berpapasan dengan biker lainnya. Bahkan ketika sampai Klaten kami barengan dengan bikers Honda Tiger. Ada plat AG, AE, BE dan AD, kayaknya mereka akan ke Jogja. Kamipun akhirnya memasuki wilayah Jogja ketika waktu menunjukkan pukul 02.22 WIB (26 Mei 2014). Kami berhenti sebentar buat berunding sebentar buat mencari tempat tidur pada dini hari ini.


Pose dulu didepan bandara hehehehhe

Akhirnya kami putuskan akan tidur dipombensin saja. Karena kondisi perut lapar bingit, kami langsung menuju ke kawasan Malioboro untuk mencari makan. Ketika melewati Tugu Jogja kami berhenti dulu sebentar untuk memvisualisasikan keindahan Tugu Jogja pada dini hari lewat sebuah jepretan kamera.  Pas banget karena kondisi jalanan lagi sepi sehingga kita bisa bebas berkreasi. Ternyata meskipun sudah dini hari masih banyak juga pengunjung yang nongkrong disini. Jogja memang tidak akan pernah mati ya ?, sama kayak di Bali. Dan berikut ini beberapa hasil jepretan kami :




























Ketika disini, kami bertemu dengan komunitas Minerva Klaten. Kami semua kemudian bersosialisali dengan mereka. Rupanya salah satu anggotanya ada yang pernah tinggal di Pandaan. Pantas saja begitu melihat Plat nomer si merah maroon dan stiker bertuliskan "Anak Pandaan" di belakang box, dia langsung menghampiri kami. Dia cuma 3 tahun disana ketika bersekolah disalah satu SMA swasta di Pandaan. Kami kemudian saling bercerita panjang lebar. Tapi mereka hanya sebentar saja disini karena pamitan akan kembali lagi ke Klaten. Ok deh brow, selamat jalan dan sampai ketemu lagi.


Meskipun sudah hampir pagi, tapi Tugu Jogja masih rame

Suasana Tugu Jogja

Ngobrol sama anak Minerva Klaten

Kami kemudian melanjutkan aksi narsis kami. Setelah puas berfoto-foto kami kemudian menuju kawasan Malioboro. Tapi ketika sampai disana rupanya warung dan angkringan sudah pada tutup. Akhirnya kami muter-muter disekitaran Malioboro untuk mencari warung yang masih buka. Karena tak kunjung menemukan warung yang masih buka, bro Manowar lalu mengajak kami menuju ke pasar Ngasem saja. Siapa tau masih ada yang buka ??. Alhamdulilah, ketika sampai disana ternyata masih ada warung yang buka dan kebetulan juga menu nasinya pas buat buat kami bertiga. 

Sesudah perut terisi, kami kemudian muter-muter lagi tapi kali ini untuk mencari pombensin terdekat yang layak buat tempat kami tidur pagi ini. Karena tak kunjung ketemu, akhirnya kami memutuskan kembali lagi ke sekitaran bandara Adisucipto soalnya disana ada banyak pombensin yang buka 24 jam. Tapi ketika sampai disana kami harus menelan sedikit kekecewaan karena sudah tidak ada tempat lagi. Area peristirahatan sudah pada penuh oleh rombongan bikers yang lebih duluan datang dan istirahat disini.


Tempat istirahat kami pagi ini

Memulihkan stamina doeloe

Bingung dimana akan tidur, bro Manowar akhirnya mengajak kami kembali lagi ke pasar Ngasem. Tujuan kami adalah masjid didalam area kampus Univ. Widya Mataram Jogja. Bro Manowar sedikit hafal daerah disekitar sini karena pernah nge-kost beberapa bulan ketika belajar tentang sablon. Sampai dilokasi (05.30 WIB) suasananya sempurna banget pemirsa karena kondisi masjidnya bersih, sepi dan lumayan luas.

"Tau gitu kita tadi langsung kesini saja ????" kataku pada bro Manowar. Tanpa pikir panjang kami bertiga langsung masuk kedalam, ambil air wudhu lalu menunaikan sholat subuh dulu. Sesudah itu baru kami mencari tempat yang nyaman buat memejamkan mata hehhehehehe. Saatnya tidur dulu brader soalnya perjalanan yang sebenarnya akan segera dimulai hehehehhehe. Oddometer si merah maroon : Start 83298 - 83642 Finish. Jarak Pandaan - Jogjakarta = 344 km. Salam Keluyurers........





No comments:

Post a Comment