Keluyuran Ber3 @Jogja Part. 7 : Menikmati Bukit Bintang & Secangkir Teh Poci


Penampakan bintang-bintang

Gerimis hujan masih menemani perjalanan kami menuju Wonosari. Dari arah Tugu Jogja kami sedikit bingung karena setelah Jln. Jend. Sudirman ternyata jalan satu arah. Terpaksa kami akhirnya meminta bantuan kepada GPS hehehhehehe. Setelah muter-muter sesuai petunjuk arah dari GPS akhirnya kami sampai juga di Ring Road Timur. Thank’s buat bro Arief & GPS’nya.

Dari Ring Road Timur sudah tidak ada kendala, kami tinggal ikuti jalan saja sampai entar ketemu perempatan menuju arah Wonosari. Dari sini lurus saja ikuti arah. Jalannya lumayan menanjak, sedikit gelap dan agak  licin ketika hujan. Jadi dibutuhkan kewaspadaan dan konsentrasi yang tinggi ketika melewatinya. Tak berapa lama kami sampai disuatu jembatan di perbukitan Pathuk dimana disini kanan-kirinya banyak orang berjualan kopi, gorengan dan jagung bakar.

Pas susunya 

Wah, akhirnya kami sampai di Bukit Bintang. Meskipun ini hari sabtu, pengunjungnya lumayan sedikit malam ini dikarenakan cuaca lagi kurang bersahabat (sedikit gerimis). Kalo pas cuaca lagi cerah dijamin pengunjungnya pasti akan membludak. Momen yang pas buat menikmati Bukit Bintang adalah ketika sunset tiba dan malam hari karena pemandangannya memang benar-benar indah seakan-akan kita melihat sekumpulan bintang dilangit sana. Padahal aslinya bintang-bintang itu adalah hanyalah gemerlap lampu-lampu rumah dan lampu jalan dibawah sana. Bukit Bintang sendiri  terletak di antara jalan Jogja - Wonosari (Jawon) perbukitan Pathuk atau sekitar 15 km dari pusat kota Jogja ke arah Wonosari.


Menatap bintang

Tapi sayang sekali penampakan bintang-bintang  disini kurang begitu gemerlap cahayanya karena selain masih gerimis, cuaca juga sedikit berkabut. Meskipun begitu, itu tak menyurutkan buat kami untuk menikmati momen ini. 2 cangkir kopi susu (lagi) cukup buat menemani kami disini sambil sesekali memandang kearah bintang-bintang disana. Kalo ditotal dari keberangkatan kami dari Wonosari, sudah 4x ini kami minum kopi dalam sehari hehehehehe. Busyet, kayak minum obat aja. 


Nyruput doeloe dulur

Secangkir Kopi Panas. Mantap !!

Pada awalnya aku kira Bukit Bintang itu lokasinya ada diatas bukit gitu eh ternyata letaknya pas dipinggir Jalan raya Wonosari - Jogja hehehehehe.  Jadi ketika akan ke arah Wonosari - Jogja dan sebaliknya kita pasti akan melewati Bukit Bintang. Karena letaknya yang dipinggir jalan itulah, maka tempat ini pasti ramai ketika sunset, malam hari dan weekend tiba. Kebanyakan sih didominasi para muda-mudi Jogja yang sedang berpacaran hehehehehhe.


Para penjual kopi & jagung bakar

Kata bro Nawa sebenarnya ada sih tempat yang lebih indah buat menikmati gemerlap cahaya bintang-bintang disini. Cuman karena terkendala waktu jadi kami tidak sempat mampir kesana. Setelah dirasa cukup, tepat pukul 22.30 WIB kami lanjutkan lagi perjalanan menuju ke pemberhentian kami selanjutnya yaitu : Angkringan Teh Poci di Wonosari.

Perjalanan menuju Wonosari lumayan joss, treknya yang menanjak, kondisi jalan yang sedikit gelap dan sempit membuat adrenalin kami berdegup kencang. Ditambah kondisi jalanan yang sepi karena cuaca masih gerimis. Ditengah jalan kami menyalip 3 orang pengendara vespa. Kayaknya vespa yang satunya entah mogok atau kehabisan bensin gitu. Soalnya terlihat pengendara vespa yang satunya memberi bantuan dengan mendorong menggunakan kendaraannya. Wah, salut buat deh mereka padahal jalannya menanjak tapi tetep saja mereka gak mau menyerah.

Mampir dulu sebentar di pombensin, soalnya nanti di kawasan Pantai GK (Gunung Kidul)  sudah tidak ada pombensin lagi yang menjual pertamax. Jadi mumpung disini, sekalian saja isi Rp. 50.000,-. Selang berapa lama akhirnya kami sampai juga di Wonosari. Si Merah Maroon langsung ku arahkan menuju Angkringan Teh Poci, tepatnya di Jalan  Brigadir Jend. Katamso pas di depan Bank BNI atau di sebelahnya Bank BCA Wonosari.

Angkringannya sangat sederhana banget, terletak di trotoar jalan dan hanya disinari cahaya dari lampu toko dan penerangan jalan saja. Terlihat hanya beberapa tungku dan penggorengan disana. Meskipun begitu pengunjungnya  lumayan banyak malam ini. Menurut bro Nawa angkringan Teh Poci lebih ramai pengunjungnya daripada Angkringan Kopi.


Angkringan Teh Poci

Menghabiskan malam di angkringan Teh Poci

Teh Poci

Yang unik disini adalah : gula yang dipakai bukan menggunakan gula pasir seperti teh kebanyakan melainkan menggunakan gula batu. Serta cara penyajiannya pun sedikit berbeda yaitu menggunakan sebuah nampan yang terdiri dari 1 buah poci yang terbuat dari tanah liat dan 3 gelas kecil, sesuai jumlah orang yang memesan.  Sedangkan gulanya  ditaruh didalam gelas gitu, bukan didalam Poci.

Jadi yang didalam Poci itu adalah teh tawar. Selain teh poci disini juga tersedia aneka macam gorengan, tapi untuk gorengan disini tidak disediakan petis melainkan hanya lombok saja. Beda dengan ditempat kita tinggal (Pandaan)  yaitu setiap gorengan hampir pasti selalu ada petisnya. Kami tidak bisa berlama-lama ngangkring disini, karena besok paginya kami berencana mengekplorasi pantai di kawasan Gunung Kidul sekalian cabut on the way ke kampung halaman tercinta.

Masuk kandang dulu

Narsis dulu sebelum tidur 

Kayaknya capek banget ya bro

Oke deh bro, sekian liputan untuk hari ini. Waktunya kembali ke penginapan (toko). Sugeng dalu sedoyo (selamat malam semua) hehehehehhe.......



No comments:

Post a Comment