Keluyuran Ber3 @Jogja Part. 6 : Ngangkring Doeloe Nang Lek Man


Angkringan Lek Man

Angkringan  Jogja ?? Kata itu mungkin sudah tidak asing lagi ketika kita berkunjung ke Jogja. Karena diberbagai sudut kota Jogja kita pasti akan menjumpai angkringan ini. Gak afdol rasanya kalo ke Jogja tapi tidak mampir kesini.  Favorit aku dan temen-temen adalah Angkringan Lek Man.  Setiap ke Jogja aku hampir pasti selalu menyempatkan untuk mampir kesini. Dari sekedar ngopi dan ngobrol tentang hal yang ringan-ringan sampai ke hal yang berat-berat.

Tempatnya yang dekat dengan Stasiun Tugu, Malioboro dan Tugu Jogja juga semakin membuat untuk selalu mampir kesini. Dari MM (Malioboro Mall) atau Alun-Alun Lor (Utara) jalan aja ke arah utara sampai entar ketemu Stasiun Tugu. Nah, angkringan Lek Man terletak pas disebelah utara Stasiun Tugu.  Suasananya angkringan yang memang sedikit remang-remang khas Malioboro dan dentingan suara klakson kereta api selalu menemani para pengunjung ketika ngangkring disini. Suasana itulah yang akan selalu membuat aku dan temen-temen ketagihan untuk ngangkring disini.


Lalu lintas Kereta di Stasiun Tugu

Suasana Stasiun Tugu pada sore hari

Menu kali ini tidak banyak berubah : tetep nasi kucing, gorengan dan tentu saja kopi joss/kopi yang diberi bara arang. Selain menu tadi kita disini juga ada jadah bakar, teh nasgitel (panas, legi/manis dan kentel) dan aneka sate jeroan. Suasana Jogja yang gerimis semakin menghangatkan suasana malam ini dan membuat kami buat betah berlama-lama disini.

Oh ya, sedikit coretan tentang angkringan Lek Man ini sudah pernah aku posting disini. Masalah harga ?? Jangan kuatir masbrow. Gak akan menguras kantong kita dalam-dalam kok ;). Angkringan Lek Man Buka dari jam 14.00 - 04.00 WIB. Oh ya, ketika ngangkring disini siapkan saja uang recehan karena banyak para pengamennya hehehhehehe.

Kalo sedang beruntung, bisa saja kita bertemu dengan tokoh masyarakat atau artis disini seperti : Butet Kertarajasa, Djaduk ferianto, Marwoto, Bondan Nusantara atau bahkan Emha Ainun Najid (Cak Nun) yang memang sering menghabiskan waktu disini. Ketika sedang menikmati jajanan disini, tanpa dinyana ternyata bro Arief ketemu dengan temen seperjuangannya semasa kuliah di Stikom dulu. Bro Polenk namanya (nama julukan hehehehe) dan temennya (lupa aku namanya) yang kebetulan sedang nge-backpacker disini juga. Mereka akhirnya kami ajak bergabung dengan kami.

Eh, rupanya mereka baru saja dari Dieng Plateau untuk berburu penampakan sunrise disana. Wah, katanya Dieng Plateau ditutup sementara ya ?? (menurut kabar dari salah satu media televisi ternama sih ) tapi eh ternyata tidak ???. Wah, nyesel deh aku hiks. Tau gitu gak kami batalin deh plan kesana. Tapi ya sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, lain kali kan masih bisa kesana hehehhehehe.


Suasana Angkringan

Monggo disantap bro Arief....

Menu andalan kami

Kopi Joss

Mbaknya ternyata  suka ngangkring juga ya

Bro Arief dan Bro Polenk

Temennya Bro Polenk, Bro Manowar & Aku

Mereka lalu memperlihatkan kepada kami hasil jepretan disana. Bener-bener indah sekali, tapi sayang cuaca Dieng Plateau sedikit mendung waktu itu, jadi sang mentari masih terlihat malu-malu untuk menampakkan sinarnya. Tapi bagaimanapun itu tak mengurangi keindahan dataran tinggi Dieng Plateau yang tersirat lewat jepretan kamera DLSR bro Polenk. Kami saling bercerita tentang perjalanan masing-masing.

Seru juga ya jika kita bisa ketemu dan ngobrol ngalor-ngidul dengan orang yang mempunyai hobby sama. Bro Polenk menanyakan kami plan berikutnya kemana ? kami jawab kalo besok rencananya akan menyusuri pantai-pantai disepanjang kawasan GK (Gunung Kidul). Lalu dia merekomendasikan agar kami menyempatkan diri mampir ke pantai Pok Tunggal. Katanya pantainya itu masih alami (perawan) dan kondisinya hampir mirip dengan pantai Dream Land Bali ketika masih perawan dulu. Okay deh brow, insyaallah kami bertiga akan mampir kesana. Btw, thanks ya atas infonya.

Setelah dirasa sudah cukup, kami langsung beranjak menuju ke spot khas Jogja lainnya, yaitu tentu saja "Tugu Jogja" yang hanya berjarak kira-kira 2 Km dari sini. Tapi kami harus berpisah dengan bro Polenk dan temennya karena mereka kesananya via jalan kaki sedangkan aku, bro Arief dan bro Manowar mengendarai si kuda besi. Oke deh, sampai ketemu disana mas berow .

Gak sampai 15 menit akhirnya kami tiba di Tugu Jogja, tapi sayang sekali begitu sampai sana hujan turun lumayan derasnya. Terpaksa deh kami berteduh disalah satu sudut jalan pas didepan Tugu sekalian sambil menunggu bro Manowar. Soalnya kami sempat terpisah karena adanya sedikit miss komunikasi. Bro Manowar lewat jalan utama sedangkan aku dan bro Arief lewat jalan tikus (menerobos jalan satu arah hehehehe).


Tugu Jogja

Si merah maroon nampang juga disini

Cukup lama juga hujan mengguyur malam ini. Setelah hujan dirasa lumayan reda, kumanfaatkan kesempatan ini untuk mengabadikan Tugu Jogja. Ku ambil kamera dari saku jaket dan ku jepret kesana, kesini. Tak lupa ku abadikan juga si merah maroon dengan latar belakang Tugu Jogja. Not bad ya, hasil jepretan aku ini hehehehehe. Tak berapa lama akhirnya bro Manowar bergabung dengan kami, tapi sayang dia tidak sempet berfoto-foto disini dan lebih asik ngobrol dengan 2 orang cewek yang kebetulan sedang berteduh juga disini hehehehehe. Monggo dilanjut mas berow hehehehehheehhe.


Not bad 



Bro Arief lagi narsis 

Tepat pukul 21.10 WIB, kami putuskan segera beranjak menuju Wonosari lagi. Meskipun hujan masih gerimis tak menyurutkan langkah kami. Penyesalan mungkin sedikit menghinggapi temen kami bro Manowar karena belum sempet dapat nope'nya (no. hape) cewek tersebut.



Next : Keluyuran Ber3 @Jogja Part. 7 : Menikmati Bukit Bintang dan Secangkir Teh Poci
Previous : Keluyuran Ber3 @Jogja Part. 5 : Berburu Oleh-Oleh ke Mirota Batik & Bakpia Pathok


No comments:

Post a Comment