Keluyuran ber3@Bali Part. 2 : The Beach - Suluban & Padang-Padang.


Pantai Padang-Padang
Sabtu, 22 September 2012
Setelah dari rumah bapak Oka (dibaca okẽ) akhirnya kita putuskan ke pantai di sekitaran Uluwatu yaitu pantai Suluban dan pantai Padang-Padang dulu. Setelah mandi, kami segera berangkat menuju Uluwatu. Tepat pukul 10.05 WITA, kami bergerak meninggalkan hotel. Liat GPS sebentar, buat liat posisi sekarang, setelah itu akhirnya di putuskan lewat jalan Jln. Raya Padang Galak terus Jln. By Pass Ngurah Rai dan  di Simpang Siur (nama sebuah perempatan) ambil arah ke selatan (jurusan Nusa Dua).


Desa Budaya Kertalangu
Tak lupa kami mengisi bbm dulu dan tambah angin pada ban. Selesai mengisi bbm dan tambah angin, kami meluncur ke Uluwatu. Dalam perjalanan ke sana, kita melewati sebuah desa budaya, Kertalangu namanya Tepatnya berada di desa Kertalangu, Kesiman Denpasar Timur. Sebuah areal pedesaan ditengah perkotaan.

Fasilitas yang bisa dinikmati disini antara lain : Proses pembuatan keramik, Arena menunggang kuda, Pasar jajanan tradisional, Kolam memancing, Jogging track, Tempat pijat, Taman anggrek serta tentunya Pusat oleh-oleh khas Bali. Tapi sayangnya kita gak bisa mampir dulu kesini, maklumlah dikejar-kejar waktu soalnya. Maybe next time aja...

Perjalanan dari hotel tempat kita menginap (Batu Bulan) ke Uluwatu (Suluban & Padang-Padang) memakan waktu kira-kira 2 jam. Kami mampir sebentar ke Circle-K di didaerah Pecatu, ya  ?sekedar beli softdrink dan camilan. Maklum aja cuaca disini lagi panas-panasnya, apalagi ditambah AC mobil yang tidak bekerja maksimal.


Ngadem @Circle K 
Sesudah dari Circle-K kami melanjutkan perjalanan, tidak lama sampai juga di sebuah pertigaan. Kalau lurus terus ke arah Pura Uluwatu dan kalau belok kanan menuju ke pantai Suluban dan Padang-Padang. Sempat berdiskusi sesaat, akhirnya kami putuskan untuk tidak lewat Pura Uluwatu dan langsung meluncur ke pantai Suluban.

Jalan menuju Suluban & Padang-padang

Tepat jam 12.10 WITA akhirnya kami tiba di pantai Suluban. Gak perlu bayar tiket untuk masuk kesini, cuman kena biaya parkir aja Rp.5000,-. Untuk akses ke pantai ini ada dua alternatif yaitu : melewati jalan menuju villa Blue Point dan lewat jalan sesuai penunjuk jalan yang terpampang di penunjuk jalan.

Kalo lewat villa Blue Point akses ke pantainya jauh lebih cepat dan kita akan langsung disuguhi pemandangan pantai karang yang indah banget (view from the top) dibandingkan dengan lewat akses jalan yang satunya, dimana  harus masuk dulu ke semacam jalan buntu gitu trus melewati turunan di dalam semacam hutan kecil gitu. Aku saranin sih mending lewat akses yang pertama aja, lewat jalan menuju villa Blue point. Selain lebih cepat, landscapenya juga lebih bagus.

Pantai Suluban terletak di kabupaten Badung selatan di desa Pecatu, tepatnya di villa Blue Point. Kira-kira sekitar 34 kilometer dari pusat kota Denpasar, ke arah selatan menuju Jimbaran tepatnya melalui Kampus Universitas Udayana. Suluban berasal dari bahasa Bali yang berarti berjalan di bawah sesuatu. Yang unik dari pantai ini adalah, pengunjung harus melewati goa batu karang berbentuk tebing dan jembatan kecil terbuat dari kayu untuk masuk menuju arah pantai berpasir putih.

Pantai ini surganya perselancar terutama yang sudah profesional, maklum saja suluban termasuk pantai berkarang tajam dan agak sedikit dalam. Alangkah baiknya kalo mengunjungi pantai ini tidak pada musim hujan, sebab akses jalan menuju batu karang akan dilalui derasnya air laut yang meluap dan sangat licin. Bila tidak hati-hati, para pengunjung bisa terpeleset dan terbawa arus.


Pose @ Suluban Gate
Suluban Beach, View from the top

Anak Tangga @Suluban
Para Surfer siap menaklukan ombak 

Akses menuju area Suluban

Puas berfoto-foto dan bersantai, kami bergegas menuju pantai padang-padang. Jarak Suluban - Padang-Padang sekitar 4 km. Sebenarnya pas kita mau ke Suluban itu sempet melewati Padang-Padang, cuman kita putuskan ke Suluban aja dulu. Karena lebih enak kalo ke Padang-Padang agak sorean, gak terlalu panas banget soalnya. Kurang lebih 10 menit perjalanan, kita sampai juga di pantai Padang-Padang atau Masyarakat Bali biasa menyebutnya Labuna Sait.

Iseng-iseng aja heheheehe



Karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul 15.00 WITA, kita putuskan untuk menunaikan sholat duhur dulu aja sini, tapi mencari masjid disini gampang-gampang susah. Masjid terdekat ada di Univ. Udayana dan itupun jaraknya sekitar 10 km dari sini. 

Akhirnya kami sholat duhur sekalian di jamak sholat asar ditanah lapang yang letaknya di belakang toko di areal parkir. Untuk mencari tau arah kiblat, kita minta bantuan pada gadget temen kami. Setelah menunaikan sholat duhur dan asar, kami segera menuju ke areal pantai. Pantai Padang-Padang segaris ma pantai Uluwatu, Suluban, Balangan dan Dreamland. 


Jarak ke empat pantai itu saling berdekatan kira-kira 4-6 Km. Pantai ini mulai dikenal oleh wisatawan International sekitar tahun 1996-an ketika kelompok music Michael Learns To Rock (MLTR) mengambil pantai ini sebagai lokasi syuting mereka dalam salah satu video klipnya. Pantai Padang-padang ini makin tersohor ke seantero dunia lewat film 'Eat, Pray, Love' yang dibintangi aktris Hollywood papan atas, Julia Roberts.

Untuk para surfer, pantai ini sudah tidak asing lagi karena padang-padang merupakan salah satu spot surfing terbaik disini. Tak jarang banyak kompetisi surfing internasional yang di adakan disini. Seperti brand Ripcurl Cup Surf Competition 2012 kemaren. Untuk pantainya sendiri luasnya sekitar lapangan futsal kali ya ?. Meskipun kecil tapi pasir putihnya dan biru air lautnya akan membuat kita betah berlama-lama disini. Ditambah lagi banyaknya bule-bule berbikini yang menambah eksotik pantai ini hehehehhehehehe.

Yang unik adalah akses masuk ke pantainya, kita harus masuk menuruni tebing kecil yang berbentuk seperti semacam gua, tak jarang kita akan saling berpapasan dan mengalah untuk masuk ke areal pantainya. Maklum aja, karena pintu guanya kecil dan hanya cukup buat satu orang. Jadi kalo mau masuk atau keluar kita harus antri dulu.

Padang-Padang, View from the bridge
Akses gua  keluar-masuk  pantai






Bay (Dog) Watch @Padang-Padang
Padang-Padang bridge tampak dikejauhan






Begitu sampai dibawah, terbayarkan sudah peluh ketika menuruni tangga. Putih pasirnya dan biru air lautnya membuat badan ini segera pengen nyemplung kesana. Tapi sayang, hari ini air laut lagi surut, jadi sedikit sekali surfer yang bermain surfing, tampak di kejauhan hanya beberapa surfer saja yang sedang berjuang menaklukan ombak padang-padang. Bule-bule lainnya tampak asyik berjemur dan sesekali menuju pantai untuk membasahi badan mereka dan rambut mereka.

Aktifitas nelayan  @Padang-Padang

Bule-Bule lagi berjemur

Biasanya sekitar bulan Agustus - September, pantai ini didominasi oleh bule, maklumlah cuaca saat itu lagi hot-hotnya. Waktu yang pas buat mereka untuk menghabiskan waktu disini, dari sekedar surfing, berjemur atau nyantai aja. Oh ya, untuk masuk kesini juga tidak ada tarif khusus lho, kita hanya merogoh kocek Rp. 5000,- buat biaya parkir saja. Murah bukan ?. Pas musim liburan sekolah, lebaran atau tahun baru, dijamin pengunjung akan membludak. Soalnya sejak dipakai sebagai lokasi syuting film "Eat, Pray & Love" banyak wisman dan wisatawan lokal yang penasaran akan pantai ini.

"Beh, gak nyemplung ta ?" tanyaku pada Arief' 'lifo' dan Agung 'foo'. "klo  mau nyemplung, kamu duluan aja bhe, aku ingin santai-santai aja dulu disini sekalian hunting foto hehehhehehe" jawab mereka. "Okelah kalo beg...beg..begitu" jawabku. Rupanya kedua temen aku lagi pengen nyantai dan hunting foto dulu disini. So ?, ya sudahlah. Segera ku buka baju, lepas sandal (gak pake lepas celana lho) dan terus byuuuuuur hehehhehehehehehe. 

Suegeer banget bro, pokok'e klo kamu kesini trus gak nyemplung, wah dijamin kamu akan menyesal seumur hidupmu suer, halah ampe segitunya ya. Gak kerasa sudah sekitar 2 jam kita disini, perut kamipun mulai keroncongan, menunggu datangnya pemadam kelaparan. "Balik yuk, sekalian cari makan dulu. lapar beh" kata Agung 'foo'. "wokay" jawabku. Sebenarnya aku pengen banget sekali melihat sunset disini, tapi berhubung masih banyak yang harus dikunjungi, gak jadi deh. Mungkin lain kali....

Rencananya sesudah dari sini, aku akan mengajak mereka ke salah satu warung ala italia di Seminyak, untuk mengisi perut kami yang mulai keroncongan. Tapi berhubung dah gak bisa ditahan lagi, kita makan dulu aja disini. Mie instan plus telur goreng dan segelas kopi susu hangat dah cukup ntuk mengganjal perut kami yang keroncongan *yumi*. Setelah puas menikmati pantai padang-padang dan perut kami sudah tidak keroncongan lagi, kami segera berangkat menuju kawasan Kuta, Legian & Seminyak. Let's go gaes......

@Pantai Padang-Padang  : menanti pemadam kelaparan 

Estimasi Biaya :
  • Parkir Mobil @Pantai Suluban - Rp. 5000,-
  • Parkir Mobil @Pantai Padang-Padang - Rp.5000,-


No comments:

Post a Comment