Bali - Lombok Heritage Journey Day 4 : Just Looking Around Trus Goes To Ubud



Jimbaran, 28 Desember 2014
Tak terasa ternyata sudah 2 malam kami menginap dikediaman bro Amien. Sungkan rasanya kalo menginap disini terus-terusan hehehehhehe. Oleh sebab itu sore ini kami rencananya akan cabut ke Ubud dan menginap disana.  Lagian selama malali ke Bali aku belum pernah sekalipun menghabiskan malam di Ubud. Dan sekarang ini adalah saat yang tepat buat kesana.

Tapi sebelumnya kami men-servis dulu kuda besi masing-masing. Atas saran bro Amien kami kemudian meluncur ke Central Sparepart yang berada di Bypass I Gusti Ngurah Rai. Ketika sampai disana pengunjung tidak terlalu ramai sehingga si kuda besi kami langsung digarap. Bro Manowar akan mengganti handle rem depannya sedangkan aku sendiri akan  mengganti gearset serta lampu sein depan.

Pantas saja dari kemaren tarikannya agak lelet gitu dan ketika akan buka gas rantai sering selip karena posisi rantai selalu kendor. Owalah ternyata gigi  pada sproket gear belakang ada beberapa yang rompal/aus to ?? hehehehehhe. Wah, aku salah perhitungan ?? padahal rencananya aku baru akan mengganti gearset nanti sepulang dari perjalanan touring Bali - Lombok ini.


@Central Sparepart

Ganti gearset dan sein depan

Untuk masalah harga memang ada sdikit selisih dengan harga dealer resmi Yamaha. Tapi menurutku tidak terlalu signifikan sih. Total harga sparepart dan ongkos servis si merah maroon adalah Rp 373.000,-. Setelah kondisi si merah maroon kembali siiip, agenda berikutnya adalah berburu oleh-oleh khas Bali part II.

Tujuan pertama adalah melipir ke  Joger Tuban dulu sebab kalo udah terlalu siang atau sore pasti akan ramai banget oleh pengunjung apalagi berbarengan dengan libur natal dan tahun baru. Ujung-ujungnya kita tidak akan leluasa ketika memilih baju atau pernak-pernik yang akan kita beli. Itu belum waktu antri di kasir nanti !!. Bisa-bisa hanya untuk antri saja waktu kita bisa ke buang sekitar 1 - 2 jam.


@Joger Tuban - Kuta

Isi toilet di Joger hehehehhehe

Tapi sayang untuk ukuran kaos yang aku cari lagi kosong. Untuk memilih ukuran kaos, jaket, celana pendek serta pakaian lainnya di Joger memang gampang-gampang susah. Kapan itu aku pernah beli dengan baju dengan ukuran "M" tapi begitu sampai rumah kok kayaknya kegedaan ya ???. Padahal setahun yang lalu aku membeli dengan ukuran yang sama pas banget dibadan. Ya sudah daripada entar menyesal mending kita coba dulu saja sebelum membeli. Gak usah malu brow daripada menyesal kemudian hehehhehe. 

Daripada keluar Joger tidak membawa apa-apa, aku kemudian membeli stiker Joger meskipun harus antri di kasur eh kasir sekitar 1,5 jam. Dari Joger kami kemudian memutuskan kembali dulu menuju ke kediaman bro Amien. Tapi kali ini kami akan lewat Tol Bali Mandara soalnya ada yang pengen banget ngaspal disini hehehhehe. Dengan tarip sebesar Rp. 4000/- sepeda, aku kembali merasakan sensasi melewati jalan tol di atas laut ini untuk yang kedua kalinya.


@Tol Bali Mandara





Serunya melintasi lautan 





Kita harus berbangga lho karena 100% pengerjaannya dilakukan oleh putra Bangsa. Tapi bagi sebagian penduduk setempat, tarip sebesar itu masih terhitung agak mahal apalagi untuk ukuran roda 2. Sehingga masih banyak penduduk setempat yang memutuskan tidak melewati jalan tol ini ketika beraktifitas sehingga pada jam-jam dan sudut jalan tertentu masih terlihat adanya kemacetan.

Sampai dikost'an bro Amien kami lalu segera menyiapkan segala sesuatunya. Tapi kali ini kami riding menggunakan 2 motor saja karena NVL bro Didik dititipkan disini. Sebenarnya sayang sekali kalo kita touring tapi si kuda besi tidak dibawa sampai tujuan. Tapi mau gimana lagi ?? kalo kita  terkendana masalah budget/finansial hehehhehehe. Bagaimana pun duit adalah salah satu syarat mutlak untuk bisa melakukan sebuah perjalanan.


NVL bro Didik diparkir dulu untuk sementara

Pamitan pada bro Amien sekeluarga..............

Ok..lanjut. Kami kemudian segera berpamitan kepada bro Amien sekeluarga. Tepat pada pukul 15.39 WITA kami bertiga lalu tancap gas menuju Ubud. Dari Jimbaran kami ambil arah menuju ke Gatsu Timur dulu via Bypass I Gusti Ngurah Rai melewati pantai Sanur dan Desa Budaya Kertalangu. Tepat di perempatan sebelum masuk ke Gatsu Timur belok kanan menuju ke arah Gianyar melewati Pasar Seni Sukawati.

Dalam perjalanan kesana kami ada sedikit kendala karena tiba-tiba rem cakram belakang si merah maroon nge-lock. Tapi untung saja saat itu kecepatannya sedang tidak tinggi, coba kalo pas kenceng bisa-bisa langsung terjerembab ke aspal nih. Setelah dicek tenyata masalah ada pada ring yang aku lepas tadi ketika ganti gearset. Ring itu lalu aku pasang kembali kemudian seting posisi disk brake supaya center/presisi lagi.


Goes 2 Ubud

Under pas @Patung Dewa Ruci








Saat memperbaiki RDB (rear disk brake) alias cakram belakang tadi ada beberapa rombongan bikers lokal yang kemudian menghampiri kami. Mereka kemudian menawarkan bantuan dengan memberi kami solusi cara mengatasi RDB yang nge-lock. Rupanya mereka sedang mengantarkan seorang tamu bikers dari Jawa Tengah yang kebetulan juga akan touring ke Lombok.  Mereka lalu berpamitan dan berangkat lagi untuk meneruskan tujuannya.


Terpaksa berhenti karena ada kerusakan

Perbaikan RDB yang nge-lock

Lanjut ng-gas lagi.......

Setelah masalah rem belakang teratasi kami kemudian mencari arah untuk menuju ke Ubud via Sukawati sesuai petunjuk jalan yang ada. Jalur menuju ke arah Sukawati dan Ubud lumayan padat. Tapi meskipun begitu cukup lancar untuk ukuran roda 2. Dan tepat pada pukul 17.50 WITA kami akhirnya sampai juga di Ubud. Kami kemudian beristirahat sebentar di SPBU Pengosekan - Ubud sekaligus mencari informasi tentang penginapan untuk malam ini.


Selamat datang di kawasan pasar seni

Pasar umum Sukawati



Memasuki Desa Seni Budaya Peliatan Ubud

Setelah mendapatkan informasi yang cukup jelas kami lalu menuju ke pusat Ubud yaitu tepatnya Jln Monkey Forest. Disini kami berhenti lagi sembari mengontak beberapa penginapan yang ada. Karena lagi libur panjang maka gampang-gampang susah untuk mendapatkan tempat yang pas untuk menginap. Kalopun ada ?? tarifnya sudah naik 2-3x lipat. Padahal kalo off season tarifnya hanya sekitar 50-90 ribu saja. Saat itu tarip termurah adalah sekitar Rp. 150.000,-/malam.


Melepas lelah @SPBU Pengosekan - Ubud



Suasana jalan disamping pom bensin

Padat merayap

@Jln. Monkey Forest - Ubud



Menunggu sambil mencari penginapan

Ini bukan di Uluwatu lho tapi di Ubud



Suasana malam hari di Ubud

Sempat berunding sebentar, akhirnya kami putuskan tidur dipombensin saja alias ngemper. Karena waktu sudah semakin malam dan perutpun mulai keroncongan kami kemudian berputar-putar dulu untuk mencari makan. Tapi sungguh apes karena warung masakan halal sudah pada sold out alias habis.

Dan untuk mengganjal rasa lapar kami kemudian berhenti di sebuah minimarket sekitar Kadewatan untuk membeli beberapa camilan pengganjal perut. Karena tempatnya yang cukup luas, bersih dan ada colokan listriknya maka kami memutuskan untuk tidur disini saja setelah sebelumnya minta ijin dulu pada bapak si empunya.


Beristirahat di mini market sekitar Kadewatan



Pemadam kelaparan...........

Memang lagi apes karena baru 1 jam beristirahat kami terjaga oleh suara gonggongan anjing yang bikin pekak telinga. Ada moment yang lucu gaes yaitu ketika aku dan bro Didik langsung terbangun, bro Manowar tetap tidur dengan pulasnya padahal suara gonggongan anjing itu pas banget disebelahnya. Bahkan dia sama sekali tidak terganggu meskipun gonggongan itu makin lama makin keras di telinga.

Kami kemudian segera membangunkannya karena takut kalo dia tidak merespon maka anjing itu akan lebih agresif lagi dan kemudian menyerangnya. Kayaknya ini daerah kekuasaan si anjing dan kehadiran kami disini tidak diharapkan. Akhirnya kami cari aman saja dengan segera pergi dari sini. Dan anehnya ketika kami beranjak meninggalkan mini market tersebut, tiba-tiba anjing itu langsung berhenti menggonggong. Wah bener-bener bikin kesal saja ini anjing. Dasar anjing.............


Akhirnya kembali lagi kesini

Yang penting mata ini bisa merem gaes 

Kami kemudian memutuskan kembali lagi saja ke SPBU Pengosekan - Ubud. Sampai pombensin kami tidak menemukan tempat yang cukup layak dan nyaman untuk tidur. Akhirnya kami berjalan menuju ke sebuah mini mart 24 jam yang berada pas disamping SPBU dan memutuskan tidur disini saja bersama dengan beberapa orang tuna wisma. 

Kondisinya cukup nyaman juga buat tidur meskipun beberapa kali kami harus terjaga karena suara nyamuk dan konco-konconya. Ternyata bukan hanya nyamuk saja pemirsa karena suara anjing yang sedang berantem juga menjadi lagu penghantar tidur kami untuk malam ini.  Wokay, selamat malam gaes dan selamat tidur. Sampai ketemu esok hari...............


No comments:

Post a Comment