Cangkrukan Nang Warung Mbah Cokro Surabaya (Indonesia Masih Ada)

Ngopi disini seperti masuk mesin waktu

Cangkruk'an nang warung kopi adalah suatu hal yang menyenangkan buatku. Hampir setiap jalan-jalan ke kota lain aku selalu menyempatkan diri mampir kesana baik itu warkop, angkringan maupun coffee shop. Kemaren kebetulan aku melipir ke kota Pahlawan Surabaya bersama bro Ichank (temen kerja) sepulang dari pub...rik. Tujuannya awalnya sih ke Plaza Marina untuk memperbaiki hape kami. 

Sepulang dari sana aku langsung melipir ke daerah Prapen dan tujuanku kali ini adalah Warung "Mbah Cokro". Nama "Cokro" diambil dari nama pahlawan "HOS Cokroaminoto". Aku mupeng banget kesini setelah dapat rekomendasi dari beberapa blog kuliner. Kebetulan langit malam ini sedikit mendung jadi pas banget kalo mencari kehangatan dengan secangkir kopi di kota yang terkenal bersuhu panas ini hehehehehhe.

Cukup lama juga menemukannya karena kami harus muter-muter dulu sebab warungnya ternyata berada didalam semacam tanah lapang gitu, jadi kalo dari dari luar bangunan warungnya tidak tampak. Sebelum masuk warung motor harus kami parkir dulu bray baru setelah itu menuju ke TKP. Kesan pertama ketika pertama kali menginjakkan kaki disini adalah kita seperti kembali ke jaman perjuangan dulu (tempo doeloe).

Jodipan Malang Rasa Favela Rio De Janeiro - Brazil

Mirip Favelo kan hehehehehhe

Pernah melihat video klip "Michael Jackson - They Don't Care About Us" gak ??. Dimana Jacko bernyanyi sambil berjoget ditengah-tengah masyarakat lokal yang membawa perkusi disebuah perkampungan kumuh warna warni yang cukup unik di Brazil. Yupz nama daerahnya adalah Favela Pelourinho. Meskipun pada awalnya hanya sebuah kampung kumuh tapi seiring berjalannya waktu Favelo mulai menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Rio De Janeiro.

Untuk menikmati keindahan dan keunikan desa Favelo kita tidak usah jauh-jauh terbang ke Rio De Janeiro - Brazil. Cukup datang saja ke kota Malang - Jawa Timur atau tepatnya di Kelurahan Jodipan, Kec. Blimbing. Lokasinya hanya berjarak sekitar 1 Km dari Balai Kota Malang dan 1,5 Km dari alun-alun Malang. Perkampungan warna-warni ini berada pas dibantaran sungai brantas sisi selatan.

Dari atas jembatan kita bisa melihat perkampungan ini secara keseluruhan. Kalo pengen masuk kedalam perkampungan maka kendaraan harus dititipkan dulu dibeberapa tempat parkir dadakan yang dikelola oleh masyarakat setempat. Gratis tapi kita hanya dikenakan ongkos parkir saja. Pada setiap weekend atau hari libur perkampungan ini selalu didatangi pengunjung terutama kalangan muda-mudi. Bahkan ada juga wisman yang datang kesini lho.

Membunuh Sepi Di Kedai Kopi Legipait Ngalam



Ngopi adalah sebuah tradisi masyarakat Indonesia kebanyakan mulai dari tua muda serta pria wanita. Penikmatnya pun cukup beragam mulai dari : pengangguran, pelajar, kalangan mahasiswa, orang kantoran, aparat atau bahkan pejabat. Sebagai kota yang memiliki hawa cukup sejuk Malang tentunya memiliki beberapa pilihan tempat untuk menikmati secangkir kopi. Apalagi Malang juga terkenal akan kopinya yaitu Kopi Robusta Amstirdam (Ampel Gading, Sumber Manjing, Tirtoyudo & Dampit).

Kalo pas lagi maen ke Malang biasanya sih aku dan konco-konco ngopi di warung kopi sekitaran kampus, pasar burung Splendid atau  ngangkring di angkringan khas Jogja. Lokasinya kalo gak disekitaran ITN (Institut Teknologi Nasional) atau di dekat Unmuh (Universitas Muhammadiyah) Kampus III sedangkan kalo untuk angkringan biasanya sih didekat monumen pesawat Suhat (Soekarno Hatta).

Dan kebetulan kemaren aku dan bro Heru Sutimbul sedang jalan-jalan ke Malang untuk halal bihalal ke rumah temen-temen semasa kuliah dulu. Pulangnya kami menyempatkan diri mampir ke salah satu warung kopi yang jauh-jauh hari sudah aku tag di dalam otak hehehheheheehe. Warung kopi Legipait namanya yang berada disekitar Jln. Pattimura - Klojen.

Ngicip Cilok Bakar "Ngoro" Mojosari



Mungkin anda sebelumnya sudah pernah mencicipi cilok (pentol) baik itu cilok biasa maupun cireng (cilok digoreng). Tapi kurang lengkap rasanya kalo anda belum mencicipi cilok yang satu ini yaitu cilok bakar. Cilok yang ditusuk seperti sate lalu dibakar diatas bara arang. Dan bumbunya pun menggunakan bumbu kacang seperti bumbu sate kebanyakan.

Kebetulan dekat dengan tempat aku bekerja ada seorang penjual cilok bakar yang lumayan luekoh. Dia berjualan keliling dengan menggunakan sepeda motor dan setiap sore selalu mangkal didepan Puskesmas Ngoro pas diperempatan Tekok. Aku biasanya sih membeli sepulang kerja. Kadang langsung aku makan sambil lihat kanan-kiri hehehehhehe, kadang juga aku bawa pulang buat keponakan dirumah.

Sholat Tarawih Di Masjid Muhammad Cheng Hoo Pandaan

Suasana Masjid Cheng Hoo dibulan Ramadhan

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok Laksamana Muhammad Cheng Hoo. Beliau adalah seorang pelaut dan penjelajah dari daratan Tiongkok yang juga seorang muslim. Dan untuk menghormati jasa-jasa beliau dalam menyebarkan islam di Indonesia terutama Pulau Jawa maka dibeberapa kota besar di Indonesia dibangunlah sebuah masjid yang berarsitektur Tionghoa seperti di Surabaya, Jember, Purbalingga, Semarang, Palembang serta Batam.

Dan salah satu lokasinya adalah berada di wilayah Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan, Prop. Jawa Timur. Masjid Muhammad Cheng Hoo ini dibangun pada 2003 ini dan baru diresmikan pada tgl. 27 Juni 2008 oleh Bupati Pasuruan saat itu. Lokasinya sangat strategis karena dipusat kota dan berada dipinggir jalan utama (jalur Surabaya-Malang) atau sekitar 150 meter dari Terminal Pandaan. Bersebelahan dengan Pasar Buah Pandaan.

Sudah 3 tahun ini aku selalu melakukan ibadah sholat tarawih disini. Kalo gak sendirian sih ? biasanya bersama kakak dan keponakan. Meskipun arealnya tidak terlalu luas tapi suasananya cukup nyaman dan aman. Masjid ini terdiri dari 2 lantai : lantai 1 (bawah) yang digunakan sebagai ruang pertemuan, ruang mengaji, tempat wudhu, toilet & KM sedangkan lantai 2 digunakan sebagai tempat sholat. Tak jauh dari lokasi masjid ada sentra kuliner, warung ngelencer serta pasar buah (sekarang pasar wisata Cheng Hoo).

Bakso Solo "Ibu Umi" Mojosari Yang Mak Nyuss



Jika anda seorang penggemar bakso dan kebetulan sedang melintas di daerah Mojosari - Mojokerto maka sempatkanlah mampir ke bakso solo "Ibu Umi" ini yang berlokasi di Jln hayam Wuruk Mojosari atau tepatnya 100 meter sebelum RSU Prof. DR. Soekandar Mojosari (pas didepan Bank Mandiri). Kalo dari arah Ngoro atau Kejapanan lokasinya berada di sisi kanan jalan. Koordinat : -7.518878, 112.561183

Warung bakso ini merupakan pusat dari bakso solo "Ibu Umi" yang banyak tersebar disepanjang jalan Mojosari - Mojokerto (didaerah Ngranggon & Jabon). Setiap melintas jalur ini aku kadang mampir karena memang aku penggemar makanan yang konon berasal dari daratan tiongkok ini. Dan sepulang kerja kemaren aku mampir lagi kesini meskipun jarak dari pabrik lumayan jauh hehehehehe.

Untuk pilihan baksonya lumayan cukup lengkap seperti pentol halus, pentol kasar, pentol kecil dan pentol besar. Selain itu tempatnya juga cukup luas dan cukup nyaman. Kami masing-masing lalu memesan seporsi bakso kecil dan bakso besar. Untuk minumnya kami memesan menu baru (kayaknya) yaitu teh poci asli dari Wonosari - Gunung Kidul, Ngayogjokarta.