Keluyuran Ber3 @Jogja Part. 3 : Embung Buah Nglanggeran


Embung Buah Nglanggeran

Alarm hape berbunyi tepat pukul 05.00 WIB, saatnya menunaikan ibadah sholat subuh dulu.  Kami semua langsung mengambil air wudhu lalu menunaikan sholat subuh. Pagi ini, cuaca Wonosari GK lumayan dingin. Bikin kopi ahhh, kebetulan ditoko ada fasilitas dispenser dan kopi sachet.  

Oh ya, malam ini kami tidur di toko bro Nawa, Naraya Komputer namanya. Sebuah Toko aksesoris Komputer yang terletak di Jln. Veteran Kepek – Wonosari GK.  Jadi kalo temen-temen ada yang butuh aksesoris komputer, service software dan hardware datang aja kesini hehehehehe. Sebenarnya kami berencana mencari penginapan disini, tetapi bro Nawa menawarkan agar kami tidur aja di tokonya. Okelah kalo beg…beg…begitu. Makasih banyak brow…..

Tepat pukul 06.05 WIB, bro Nawa dan istrinya tiba di Toko. Istri bro Nawa adalah penduduk setempat, tepatnya warga asli desa Sodo Paliyan – Gunung Kidul (GK). Kalo orang jawa bilang itu tonggo dewek (tetangga sendiri) meskipun bro nawa dan keluarganya berdomisili di Pandaan.  Tapi karena ortu bro Nawa adalah berasal dari desa Sodo Paliyan – GK juga maka seakan-akan seperti tetangga sendiri. Setelah menikah mereka lalu memutuskan untuk berdomisili disini.


Rencana hari ini adalah ke Embung Buah Nglanggeran dulu terus ke Kaliurang baru ke Malioboro. Sebenarnya rencana awalnya kami  berencana akan bablas ke Dieng Plateau. Tapi kami batalkan karena bro manowar melihat berita di salah satu stasiun TV swasta bahwa Dataran Tinggi Dieng dalam status siaga 3. Jadi daripada ketika sampai disana tidak boleh masuk ke kawasan Dieng, ya sudah kita batalkan saja.


Siap...siap

Setelah sarapan nasi kucing, nyruput kopi dan ngemil gorengan, tepat pukul 06.32 WIB kami bertiga berangkat menuju Embung Buah Nglanggeran. Sebenarnya Embung Buah tidak ada dalam plan destination kami sebelumnya, tetapi bro Nawa memberi saran agar kami menyempatkan mampir kesana. Terlalu sayang untuk dilewatkan katanya. Akhirnya kami ikuti saran temen kami itu. Berbekal ancer-ancer (petunjuk jalan) alamat yang dikasih oleh bro Nawa dan sedikit bantuan GPS, kami langsung tancap gas menuju kesana.


Nice shoot brow

Jawon (Jogja-Wonosari)

Dari arah Toko bro Nawa kami ambil arah menuju ke Jogja, karena memang arahnya sama dengan arah menuju ke sana. Perjalanan menuju kesana langsung disambut jalanan yang naik turun dan tikungan yang lumayan tajam.  Kuda besiku hanya kugeber sekitar 70-80 Kpj saja. Sesekali harus menurunkan kecepatan karena terjebak dibelakang bus atau truk. Meskipun jalannya sudah bagus, tapi masih lumayan sempit. Karena keasyikan menikmati perjalanan, kagak sadar kalo sudah terlalu jauh melangkah hehehhee.

Kami akhirnya bertanya kepada penduduk setempat, rupanya kita memang kebablasan tapi untung saja tidak terlalu jauh. Mungkin sekitar 2 km saja hahahhaha.  Ketika kami masih ragu kemana arahnya (padahal sudah bertanya lho), untung saja ada mas-mas yang berbaik hati dengan mengantar kami kesana. Tapi gak sampai ke TKP sih, cuman sampai belokan terakhir saja. Tapi lumayanlah daripada entar malah nyasar kemana-mana.

Kami ikuti aja jalan aspal, sampai menemukan petunjuk arah menuju ke sana.  Selang beberapa menit kemudian akhirnya sampai juga di TKP. Tapi kok sampainya ke Gunung Api Purba Nglanggeran ya ? bukan Embung Buahnya. Mumpung disini, jepreet…jepreeet saja ahh sekalian entar tanya ma petugas loket kemana arah ke Embung Buah soalnya loketnya juga masih belum buka.

Melihat hijaunya persawahan disini dan kondisi persawahan yang naik-turun, aku jadi ingat pada sistem persawahan Subak di Bali. Kontur tanah persawahan mirip dengan di Bali, indah sekali. Yang membedakan dengan Bali adalah adanya batu-batu besar di areal persawahan.


Hijaunya Persawahan Nglanggeran

Meskipun gak seindah di Bali, tetapi hijaunya persawahan disini tetep layak untuk diabadikan lewat sebuah jepretan kamera. Gunung Api Purba sendiri merupakan bongkahan batu-batu besar yang menurutku lebih menyerupai sebuah tebing sih daripada gunung. Jadi jangan kaget kalo banyak  para pecinta alam terutama pemanjat tebing yang datang kesini. Biasanya mereka berlatih disini, terutama  ketika malam hari tiba. Karena akan lebih indah dan menantang rasanya ketika menaklukkan tebing gunung ini pada malam hari. Selain itu objek wisata ini juga sering digunakan sebagai wisata edukasi bagi para pelajar dan mahasiswa.


Selamat datang Di Gunung Api Purba

Suasana Parkiran

Tarif Tiket Masuk

Pengumuman

Pintu masuk Gunung Api Purba

Suegernya hehehehhe

Setelah puas mengabadikan moment disini, kami langsung mendatangi loket sekalian menanyakan arah ke Embung/Kebun Buah. Rupanya untuk tiket masuk ke Embung Buah baru aktif per 1 April 2013, jadi sekarang masih gratis..tis…tis hehehehhe. Dan satu lagi ternyata letak Embung Buah ada dibelakang gunung Api Purba ini to hehehehhe.

Segera kami langsung tancap gas menuju kesana, dari Gunung Api Purba Nglanggeran hanya berjarak sekitar  2,5 km saja. Kami akhirnya menemukan petunjuk arah menuju kesana. Dari jalan aspal utama desa jaraknya sekitar 1,5 km saja. Jalan menuju kesana dari jalan aspal seperti  jalan kampung gitu.  Sebagian ada yang disemen dan sebagian masih jalan makadam (lumpur dan berbatu). Lumayan nanjak juga sih dan licin sebab tanah disini adalah seperti tanah lempung gitu jadi begitu turun hujan alamat pasti licin deh. Beberapa kali kuda besi kami harus selip dan nyaris saja terpeleset hehehehhe.

Disepanjang jalan kami berpapasan dengan penduduk lokal yang sedang berangkat ke ladang. Ketika berpapasan dengan kami mereka pasti akan selalu tersenyum. Keramahtamahan seperti inilah yang akan selalu membekas dihati kami semua, keramahtamahan khas orang Jogja.

Embung Buah 1,5 km lagi

Karena jalan menuju kesana bisa dibilang sempit dan lumayan offroad, jadi tidak disarankan buat kendaraan roda 4 untuk kesini. Jangankan untuk menyalip, untuk masuk kesana aja harus sedikit berhati-hati karena memang jalannya yang lumayan offroad (makadam) dan hanya pas buat satu mobil saja. Untungnya ketika kami kesini tidak berpapasan dengan kendaraan roda 4 hehehhehe.

Setelah melewati perjuangan yang panjang, akhirnya tampak juga Embung Buahnya. Kami langsung menuju ke tempat pakir kendaraan. Tempat parkirnya lumayan luas dan tampak beberapa sepeda sudah terparkir disitu. Pagi ini pengunjung tidak terlalu ramai, mungkin karena cuaca lagi sedikit mendung ya ?.

Dengan membayar uang parkir hanya 2000,- kami langsung beranjak menaiki Embung. Tapi per 1 April sudah akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 3000,-. Oh ya, sebelum naik ke puncak Embung, usahakan membawa makanan dan minuman sendiri soalnya di atas nanti tidak ada orang yang jualan. Aku perhatikan hanya ada satu warung saja disini, yaitu didekat  tempat parkir kendaraan tadi.

Menurut penduduk setempat, Embung Buah Nglanggeran sendiri merupakan semacam waduk kecil buatan yang bertujuan untuk menampung air hujan dan airnya tersebut nantinya akan digunakan untuk mengairi kebun buah disekitarnya. Luasnya sekitar 1 hektar dan terletak diketinggian sekitar 495 dpl. Embung Buah ini terletak Gunung Pendem dan berlokasi di Dsn. Nglanggeran Wetan, Desa. Nglanggeran, Kec. Patuk, Kab. Gunung Kidul Jogjakarta. Embung ini baru diresmikan oleh Gubenur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tgl 19 Februari 2013 ini. Rencananya embung Buah ini diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup para petani klengkeng dan durian disini.




Dari puncak Gunung Pendem ini, kita akan disuguhi suatu pemandangan yang indah banget, tampak sisi Gunung Api Purba dikejauhan sana yang semakin menambah eksotik tempat ini. Momen yang pas buat menikmati pemandangan disini ada ketika sunrise gitu dan pas cuaca lagi cerah. Gak kalah deh sama di San Fransisco, kata bro Manowar setelah sebelumnya melihat foto penampakan sunrise di internet hehehehhehe. Tapi ketika kesini sekitar Embung (lereng gunung) masih belum hijau gitu. Apa karena memang baru beberapa bulan diresmikan ya ? bisa jadi sih. Selanjutnya biar foto-foto kami yang bercerita :


Selamat Datang di Embung Buah Nglanggeran

Bro Manowar lagi menaklukan jalan 

Jalannnya mantap brow


@Tempat Parkir

Bro Arief 

Sayang, airnya gak biru ya 

Me & bro Manowar

Embung Buah dari sudut lain

Sipppp

Tampak Gunung Api Purba dikejauhan

Awesome



Duren.....Duren 

Tapi sayangnya kami tidak bisa berlama-lama disini, soalnya ban si merah maroon bocor halus. Mumpung bannya belum kempes.....pes kami segera bergegas turun. Sebenarnya masih belum puas sih disini, tapi mau gimana lagi. Daripada entar aku dorong si merah maron sampai desa, bisa celaka 13 belas hehehehhehe. Suatu saat kami pasti kesini lagi, Insyaallah,......


Perjalanan menuju desa

Meskipun ban bocor, tapi tetep narsis dulu 

Terpaksa, bro Arief nebeng dulu bro Manowar

Untung saja, kira-kira 5 km dari Embung Buah alhamdulilah ada tukang tambal ban. Tambal ban dulu mas brow, trus lanjut nge-gas ke Kaliurang.............


Lokasi :

Embung Buah Nglanggeran
Dsn. Nglanggeran Wetan, Ds. Nglanggeran, Kec. Patuk
GK (Gunung Kidul).



Estimasi Biaya :
  • Biaya Parkir @Embung Buah Nglanggeran - Rp. 2000,-
  • Tambal Ban @ Patuk                                 - Rp. 5000,-





No comments:

Post a Comment